METROPOLITAN – Kepala Sekolah Luar Biasa Swasta (SLBS) Ayah Bunda Parungpanjang, Titin Sulistiawati, menyoroti ketidakseimbangan jumlah SLB di Kabupaten Bogor untuk melayani Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di 40 kecamatan. Sedangkan saat ini jumlah SLB di Kabupaten Bogor hanya enam. ”Enam unit SLB negeri itu di antaranya, satu SLB negeri dan lima SLB swasta. Saya minta Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menambah jumlah SLB karena Kabupaten Bogor punya 40 kecamatan,” ujar Titin. Peraih juara 1 Een Sukaesih Award tingkat TKLB 2016 ini menerangkan, sekolah inklusif belum menjadi jalan keluar bagi ABK. Sebab, sekolah inklusif diperuntukkan terhadap ABK tingkat ringan. ”Kalau tingkat berat itu harus di SLB. Makanya jumlah SLB harus ditambah,” katanya. Titin juga meminta Pemkab Bogor ikut berperan dalam pendidikan siswa berkebutuhan khusus, karena anak tersebut merupakan warga Kabupaten Bogor. Walaupun wewenang pengelolaan SLB ada di Pemprov Jawa Barat. ”Pemkab Bogor minimal menyediakan lahan untuk bangunan SLB dan membantu pegurusan izin atau legitimasinya. Pernintaan tambahan SLB ini pernah kami suarakan tapi belum mendapat respons,” jelasnya. Akibat kekurangan SLBN, lanjut dia, 4.161 guru PNS untuk tingkat SLB lebih banyak bertugas di SLBS ketimbang di SLBN. ”Penambahan SLBN ini keniscayaan karena data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah guru PNS sebanyak 4.161 orang. Lalu 957 orang guru mengajar di SLBN, 3.204 orang guru lainnya mengajar di SLBS,” jelasnya. (inl/mam/py)