METROPOLITAN – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggaet Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat untuk mendapat tambahan tenaga sebagai guru di daerah terluar, tertinggal dan terdepan (3T). ”Ini merupakan solusi untuk mengatasi kekurangan guru di daerah 3T. Banyak sekolah di daerah 3T yang kekurangan guru,” ujar Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Supriano, di Jakarta. Hal ini, sambung dia, terkait perjanjian kerja sama antara Kemendikbud dengan TNI AD mengenai Penugasan Personel TNI AD sebagai pengajar pada satuan pendidikan di daerah 3T. Penandatanganan kerja sama itu dilakukan Supriano dan asisten Teritorial Kepala Staf Angkatan Darat (AD) Mayjen Bakti Agus Fadjari. Supriano menjelaskan, ruang lingkup kerja sama itu adalah penguatan kompetensi dalam proses pembelajaran di kelas kepada personel TNI AD pada satuan pendidikan di daerah 3T, program penguatan pendidikan karakter bagi peserta didik, pemantau dan evaluasi. Dia juga akan melakukan kegiatan penguatan kompetensi dalam proses pembelajaran di kelas kepada 900 orang, dari 450 TNI AD dari Batalyon 600 Raider Balikpapan yang akan bertugas di Nunukan, Kalimantan Utara dan 450 orang TNI AD dari Batalyon 303 Raider Garut yang akan bertugas di Malinau, Kalimantan Utara. Kemampuan utama yang diajarkan yakni pembinaan karakter, bela negara, baca tulis hitung, kecakapan hidup dan kepanduan. ”Jadi, kita ajarkan bagaimana pedagogiknya, karena sebagian besar lulusan SMA. Tujuannya agar bisa menciptakan kelas yang menyenangkan,” katanya. Menurut dia, para tentara tersebut akan masuk ke sekolah yang kekurangan guru. Misalnya, jika kekurangan guru olahraga, maka tentara bisa mengajar di situ. (an/mam/py)