METROPOLITAN - Ada yang berbeda saat memasuki kawasan SMP Negeri 14 Kota Bogor. Tak satu pun bak sampah ditemukan di sekolah ini. Namun lingkungan sekolah tetap bersih dan kinclong. Kepala SMPN 14 Kota Bogor, Ajat Sudrajat, didampingi Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Inneke Hartati, mengaku sengaja meniadakan bak sampah untuk menunjang sekolah bersih. Inneke menceritakan awalnya di SMPN 14 Kota Bogor berserakan sampah hingga tidak terangkat. Sampai akhirnya pihak sekolah menemukan konsep program Sekolah Bersih alias SAKU yang dianggap jitu. “Jadi, kami menerapkan program SAKU. Artinya ‘Sampahku bukan untukmu. Alhamdulillah kami berhasil membuat sekolah relatif lebih bersih,” ujar Inneke. Ia pun akan terus mencanangkan sekolah tanpa bak sampah agar lingkungan bersih. “Sampah yang diproduksi oleh siswa dilarang dibuang di sekolah. Tapi, mereka wajib membawanya ke SAKU dan dibuang di tempat sampah luar sekolah. Makanya di SMPN 14 tak ada satu pun tempat sampah yang kami sediakan,” katanya. Tak hanya itu, setiap siswa juga diwajibkan membawa tas kecil dari kain atau kertas. Tujuannya tas itu digunakan untuk menampung sampah yang dihasilkan sendiri. “SAKU itu bukan hanya diberlakukan pada siswa, tapi juga para guru. Bahkan, kepala sekolah setiap hari membawa SAKU,” tegasnya. Ia mengungkapkan pihaknya juga sudah membiasakan warga sekolah menyortir sampah organik dan nonorganik. “Kalau sampah nonorganik mereka bawa pulang, tapi kalau sampah berupa daun akan disimpan di tempat penampungan yang kita sediakan dan kita jadikan kompos untuk pupuk di sekolah,” katanya. Menurut dia, program SAKU yang dterapkan sekolah dianggap ampuh membuat sekolah bersih. “Alhamdulillah, program ini berjalan dan cukup efektif,” tandasnya.
(ber/ar/feb/py)