Senin, 22 Desember 2025

Pendaftar SBMPTN Menurun

- Selasa, 2 Juli 2019 | 11:09 WIB

METROPOLITAN – Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) menutup pendaftaran Seleksi Ber­sama Masuk Perguruan Tinggi Ne­geri (SBMPTN) 2019 pada Senin (24/6) malam. Nilai peserta akan di-ranking dan hasilnya siapa yang diterima diu­mumkan pada 9 Juli. Jumlah pendaf­tar tahun ini mengalami penurunan. Tercatat, 714.652 peserta sudah me­milih program studi di 85 PTN yang membuka SBMPTN. Sedangkan tahun lalu ada 860.001 orang.

Ketua LTMPT, Ravik Karsidi, menje­laskan, pendaftar untuk jurusan saintek berjumlah 360.329 orang. Disusul kelom­pok soshum 345.896 orang. Adapun peserta yang memilih campuran ada 8.427 orang atau 1,18 persen.

Ravik membenarkan bahwa jumlah pendaftar menurun. Meski begitu, panitia tak akan melakukan perpan­jangan waktu pendaftaran. Alasannya, jumlah pendaftar sudah cukup ba­nyak jika dibandingkan pelamar yang eligible. Maksud pelamar yang eligible adalah pendaftar yang sebelumnya sudah ikut Ujian Tulis Berbasis Kom­puter (UTBK). “Pelamar yang eligible ada 780.804 orang,” ucapnya.

Dengan begitu, menurut Ravik, jum­lah pendaftar SBMPTN sudah men­capai 90 persen. Terkait penurunan jumlah pendaftar, panitia belum mela­kukan evaluasi. Meskipun begitu, banyak yang menyebut sistem baru seleksi sebagai penyebabnya. Mulai tahun ini pendaftar wajib ikut UTBK terlebih dulu. Setiap orang diberi ke­sempatan ikut maksimal dua kali. Lalu, nilai hasil UTBK tersebut dipa­kai untuk mendaftar SBMPTN.

Dengan sistem baru itu, pendaftar jadi lebih tahu kemampuannya. Ber­beda dengan sistem sebelumnya, pendaftar memilih jurusan terlebih dulu. Lalu, ikut tes secara serempak dan keluar pengumuman lulus atau tidak tanpa diketahui nilai yang dida­patkan.

Sementara itu, Menteri Riset, Tekno­logi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir, memastikan jumlah pendaftar SBMPTN 2019 menurun lantaran pe­rubahan pola tes. “Dulu calon maha­siswa mendaftar dulu ke perguruan tinggi baru tes. Jadi, peserta nantinya diterima atau tidak mereka tidak tahu,” terangnya saat ditemui di Hotel Le Me­ridien, Jakarta Pusat, kemarin.

Melalui program baru itu, berbekal nilai yang dimiliki, peserta bisa mengi­ra-ngira sendiri apakah akan lolos atau tidak. Peserta jadi lebih rasional. Man­tan rektor Universitas Diponegoro Se­marang itu berharap sistem baru ter­sebut mampu meningkatkan kualitas PTN. Sebab, sejak awal sudah jelas mahasiswa yang lolos seleksi memiliki nilai yang bagus. “Kita tunggu hasilnya empat tahun ke depan saat angkatan tahun ini mulai lulus,” ujarnya.

Nasir menilai pelaksanaan SBMPTN tahun ini lebih efisien. Calon maha­siswa tak perlu berbondong-bondong antre di kampus untuk mendaftar maupun mengikuti ujian. Semuanya sudah dilakukan secara online. Meski begitu, menteri berusia 58 tahun itu mengakui masih ada kekurangan dari sisi kesiapan server. Para peserta dibuat resah lantaran sistem pendaf­taran di https://pendaftaran-utbk. sbmptn.ac.id sempat down dua hari pertama. Trafik data melebihi ambang batas kapasitas server. Sekitar tiga juta orang mengakses laman web pendaftaran dalam waktu bersamaan.

Saat itu, panitia LTMPT sempat men­gumumkan bahwa sistem pendaftaran UTBK SBM PTN menjalani pemeli­haraan sementara melalui akun Ins­tagram @sekresbmptn dan siaran pengumuman pada www.ltmpt.ac.id. “Saya sadar betul atas kesalahan itu. Saya meminta maaf kepada rakyat Indonesia. Lalu masalah itu segera kami perbaiki dan berjalan lancar sampai pendaftaran SBMPTN,” te­rangnya. (jp/feb/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X