METROPOLITAN - IPB University menyiapkan calon pemimpin, termasuk jabatan presiden pada masa mendatang, dengan mempersiapkan mahasiswanya melalui penerimaan jalur ketua OSIS (organisasi siswa inter study). Rektor Universtas IPB Profesor Arif Satria mengatakan, universitasnya tidak lagi mempersiapkan sarjana tukang. Tapi mempersiapkan calon pemimpin. Arif memaparkan tantangan perguruan tinggi pada masa mendatang di mana berdasarkan data, 69,1 persen milenial ingin menjadi bos. “Ingin menjadi pemimpin di perusahaan rintisannya atau di bidang yang ditekuninya. Mereka tidak ingin lagi menjadi pekerja untuk perusahaan orang lain,” kata Arif berbicara sebagai keynote speech pada seminar 3th High Level Update dengan tema “HR Leader As A Strategic Business Partner” di Learning Center BP Jamsostek, Kota Bogor, Selasa (17/12). Berdasarkan kondisi demikian, tantangan bagi perguruan tinggi, lanjut Arif, mau tidak mau akan berubah, dan perubahan tersebut adalah suatu keniscayaan. Di samping mempersiapkan calon pemimpin, perguruan tinggi harus mempersiapkan lulusan yang powerful agile learner (continues learner), yaitu bermental pembelajar karena harus siap beradaptasi. Dunia saat ini dan masa mendatang penuh dengan ketidakpastian karena itu, kata Arif, lulusan IPB harus siap untuk terus belajar menghadapi perubahan dan tantangan baru. “Penerimaan calon mahasiswa jalur OSIS merupakan terobosan untuk membentuk calon pemimpin yang sudah setengah jadi,” klaimnya. Ketua OSIS di sekolah menengah atas, nilai dia, biasanya pengurus atau ketua OSIS juga di SMP. “Mereka adalah siswa yang sudah selesai dengan urusan pribadi sehingga mampu mengurus kepentingan orang banyak,” katanya. Kepemimpinan tidak diajarkan di sekolah formal, kata dia, siswa yang memiliki jiwa kepemimpinan mendapatkannya secara otodidak atau belajar dari pengalaman pribadi atau orang di sekelilingnya. Ketua OSIS juga dinilai sudah memiliki kemampuan memimpin yang diperlukan untuk pemimpin perusahaan atau organisasi apa pun pada masa mendatang. “Dengan menerima calon mahasiswa mantan ketua OSIS, maka beban membentuk kemampuan soft skill mahasiswa di IPB sudah selesai 50 persen,” klaimnya. IPB tinggal memoles kemampuan memimpin mantan ketua OSIS itu, kata Arif, selama kuliah di kampus “kota hujan”, Bogor. “Jadi, jangan kaget jika presiden di masa datang alumni IPB,” ujar Arif yang disambut tawa dan tepuk tangan meriah peserta seminar yang sebagian dari kalangan milenial. IPB sudah memulai penerimaan jalur ketua OSIS sejak 2018, dengan porsi sekitar lima persen dari 4.000 kursi yang disediakan. Pada 2019 meningkat menjadi 7,5 persen dan pada 2020 akan menjadi 10 persen. “Memang dilakukan secara bertahap untuk melihat perkembangannya,” ujar Arif yang juga mantan ketua OSIS ketika SMA. (idp/els)