Senin, 22 Desember 2025

Teknologi Robot Perlu Diajarkan sejak SD

- Jumat, 14 Februari 2020 | 09:15 WIB
KOMPETISI: Peserta Robot ARM Competition Fakultas Teknik Universitas Pancasila sedang mengikuti arahan dari panitia.
KOMPETISI: Peserta Robot ARM Competition Fakultas Teknik Universitas Pancasila sedang mengikuti arahan dari panitia.

METROPOLITAN - Di balik gelaran Robot ARM Competition yang diadakan Fakultas Teknik Universitas Pancasila, terselip pesan mendalam dari para mahasiswa. Ya, salah satunya tentang terobosan untuk mulai memperkenalkan teknologi robot kepada siswa di jenjang sekolah dasar (SD). Ketua Jurusan (Kajur) Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pancasila (UP) Vector Anggit Pratomo, mengatakan teknologi robot ke depan menjadi ujung tombak pertumbuhan ekonomi Indonesia. Untuk itu, dia mengatakan materi robotika perlu dikenalkan sedini mungkin. Bahkan mulai jenjang SD. Keterangan tersebut disampaikan Anggit di sela gelaran Robot ARM Competition Fakultas Teknik UP di Jakarta belum lama ini. Dia menuturkan dengan diperkenalkan sejak dini, maka anak-anak bisa lebih akrab dengan dunia robotika. ’’Robotika dibutuhkan masyarakat dan industri,’’ katanya. Anggit menjelaskan pembelajaran atau pengenalan robotika untuk setiap jenjang memiliki tingkatannya sendiri. Dia mencontohkan untuk jenjang SD dan SMP, pembelajaran robotika lebih menekankan pada pengetahuan mekaniknya. Kemudian di jenjang SMA siswa dikenalkan dengan sistem elektronik dan pemrogramannya. Lalu di jenjang perguruan tinggi, beranjak pada tahap penguasaan dan implementasi. Menurutnya, kecenderungan masa depan pemanfaatan robot pada dunia industri semakin tinggi. Sebab bisa memudahkan produksi yang menuntut adanya kustomisasi. Anggit mengatakan tren konsumen ke depan adalah membeli produk yang khusus dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Kompetisi robot ARM itu didukung oleh Asperio (Infiniti Group). Engineering Asperio Bagus Rizal Setiawan, mengatakan pemanfaatan robot dalam dunia industri semakin luas. Di hadapan peserta lomba dia menegaskan, manusia jangan takut pada perkembangan robot yang kian canggih. ’’Jangan takut pekerjaan kita digantikan oleh robot,’’ tandasnya. Bagus menuturkan di balik sebuah robot yang canggih, ada manusia atau SDM yang pintar. Dia mengatakan pada dasarnya robot itu bodoh. Yang pintar adalah manusia pencipta robot itu. Ketua Panitia Robot ARM Competition Irham Hatami, mengatakan peserta lomba berasal dari SMA dan SMK di Jakarta dan sekitarnya. Setiap peserta diberikan waktu 60 menit untuk sejumlah sesinya. Seperti sesi coding atau pemrograman. Salah satu tantangan yang dihadapi pada lomba ini adalah memindahkan balok-balok kecil ke boks sesuai dengan warnanya. Seluruh gerakan robot berbasis pemrograman atau coding, bukan dari remote control. (jp/feb)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X