METROPOLITAN - Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat memastikan ada belasan SMK di Jawa Barat yang membuat hand sanitizer dengan kapasitas 100 liter per hari. Ini dibuat karena tingginya permintaan masyarakat di tengah pandemi wabah virus corona alias Covid-19. “Mereka itu pada bikin dan akhirnya menjual, terutama kalau banyak pesanan. Saya cuma menginventarisasi,” kata Kepala Disdik Jawa Barat, Dewi Sartika. Menurutnya, pembuatan hand sanitizer itu melalui berbagai riset kesehatan, sehingga aman digunakan serta sesuai standar industri. Yang tak kalah penting, hand sanitizer yang dikelola para siswa SMK di Jawa Barat itu sudah mempunyai sertifikat dalam memproduksi. Meski begitu, salah satu kendala yang dihadapi para siswa adalah kurangnya bahan baku. Sehingga produksinya masih terbatas. ’’Baru 100 liter per hari. Ada juga yang sudah sertifikasi dan sebagainya gitu,” ujarnya. Ia menjelaskan, rata-rata produksi hand sanitizer 100 liter per hari. Jadi, untuk 13 sekolah sebanyak 1.300 per hari. Lalu dibuat dalam botol spray berisi 250 ml, sehingga menjadi 5.200 botol per hari.Ikeu sangat mengapresiasi aktivitas siswa SMA/SMK dalam membuat hand sanitizer. Sebab, mereka secara tidak langsung membantu pemerintah dalam melawan Covid-19. Disdik selama ini belum menginstruksikan para siswa dalam membuat hand sanitizer. Kebanyakan merupakan inisiatif sekolah dan siswa. “Jadi, silakan mereka memproduksi. Artinya, masyarakat yang membutuhkan, tidak terlalu mahal harganya. Ada juga yang beri tahu jumlah pengeluarannya segini, mereka hanya ngambil untuk beli botol, beli apa gitu aja,” imbuhnya. Ke depan, sambung dia, tinggal diorganisir pemerintah, sehingga kapasitas produksi dan kualitasnya bisa meningkat. “Jadi begini, selama mereka belajar di rumah, Disdik Jabar selalu merekap hasil kegiatan dan prosesnya. Berdasarkan tingkat kebutuhannya setiap sekolah itu kan berbeda-beda,’’ pungkasnya.(je/rez/py)