METROPOLITAN - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor belum mengizinkan para siswa melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan sistem tatap muka. Dengan kata lain, KBM dilakukan secara daring. Namun demikian, di SMP Bhakti Insani Kota Bogor proses KBM dilakukan dengan sistem luring alias luar jaringan. Kepala SMP Bhakti Insani Kota Bogor, Sri, mengatakan, selain sisten daring dengan aplikasi zoom, pihaknya juga menerapkan sistem luring untuk mengantisipasi siswa yang tidak memiliki HP android. “Sistem luring ini kita berlakukan di mana seminggu sekali masing-masing wali kelas akan berkunjung ke rumah siswa. Minggu ini mereka diberikan tugas pembelajaran sambil mengambil tugas yang sudah dikerjakan pada minggu lalu,” terangnya. Menurut Sri, dari sekitar 500 siswa SMP Bhakti Insani, ada sekitar 10 persen siswa yang tidak memiliki HP android. “Memenuhi standar pendidikan, maka setiap Sabtu saya perintahkan wali kelas mendatangi rumah para siswa yang tidak bisa mengikuti KBM sistem daring atau yang sering mengalami gangguan sinyal dengan diberikan tugas tiga pembelajaran,” jelasnya. Menunjang kelancaran kegiatan pembelajaran, bagi mereka yang mengikuti ujian dengan aplikasi zoom, pihaknya juga memberikan biaya untuk membeli pulsa bagi siswa dan guru. “Harapannya agar tidak ada lagi alasan para siswa tidak bisa mengikuti pembelajaran karena tidak ada pulsa,” jelasnya. Sedikitnya butuh anggaran Rp12 juta untuk membiayai pulsa siswa. ”Alhamdulillah, berkat kerja sama dan dukungan antara sekolah dengan orang tua siswa, maka kebutuhan anggaran sebesar itu bisa terpenuhi walau masih banyak kekurangannya,” pungkasnya. (ber/ar/feb/py)