METROPOLITAN - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mulai menyalurkan kuota gratis kepada siswa, guru, mahasiswa dan dosen. Subsidi kuota yang diberikan terdiri dari kuota belajar dan kuota umum dengan porsi berbeda. Menanggapi hal itu, Koordinator Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G), Satriwan Salim, meminta pada bulan kedua ini penyaluran program ini, pembagian kuota bisa dialokasikan lebih untuk kuota umum ketimbang kuota belajar. “Guru-guru sebenarnya berharap mendapatkan kuota internet ini lebih proporsional pembagiannya. Sebaiknya untuk bulan kedua, alokasi kuota umum yang diperbanyak kapasitasnya,” ujar dia seperti dilansir JawaPos.com, Kamis (1/10). Pasalnya, banyak guru yang menggunakan media seperti YouTube untuk mengajar. Maka dari itu, diusulkan data untuk kuota umum diperbesar. Salah satu guru dari SMP Negeri (P2G Bangka Belitung) di Kabupaten Belitung, Parulian mengatakan bahwa sekolah SD dan SMP sudah aktif kembali dengan dua shift. Pelajar lebih banyak berinteraksi di sekolah dengan guru, kemudian dilanjut via WhatsApp dan belajar mandiri via YouTube. Sedangkan guru SMP di Blitar, Sri menyampaikan, kuota yang diberikan sebenarnya tidak dimanfaatkan optimal. Pasalnya, dia sendiri mengajar dengan metode home visit dengan metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) luring. Bahkan, banyak siswa yang tidak sadar bahwa nomornya sudah disubsidi kuota. Informasi bagi siswa dan orang tua belum optimal dilakukan sekolah dan Dinas Pendidikan setempat. Satriwan melanjutkan, guru-guru berharap bantuan kuota ini betul-betul fungsional sesuai kebutuhan guru. Dia juga berharap masa pakainya tidak dibatasi per bulan lalu hangus. Sebab, ada potensi uang negara yang terbuang sia-sia jika guru dan siswa tidak optimal memanfaatkannya. Ia meminta Kemendikbud memberlakukan format akumulasi atas sisa kuota. Jika masih ada sisa kuota, maka bisa dimanfaatkan pada bulan berikutnya. “Masih bisa dimanfaatkan sampai empat bulan masa program ini. Di sisi lain Kemendikbud tetap harus koordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk memantau efektivitas dan kebermanfaatan bantuan kuota dalan menunjang PJJ khususnya yang daring,” ujarnya. Mengenai perbedaan besaran kuota tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin), Hasan Chabibie, mengatakan, ini didasari kebutuhan para murid dan pendidik. “Kenapa dibagi ini (kuota belajar dan umum) adalah bagaimana anak-anak kita tetap bisa belajar, bisa terjaga nyala api belajarnya, selama mereka menggunakan aplikasi apapun sehingga tetap kemudian bisa melaksanakan aktivitas pembelajaran,” ujarnya dalam acara Bincang Pendidikan dan Kebudayaan secara virtual, Selasa (29/9). Seperti diketahui, paket kuota internet untuk peserta didik PAUD mendapatkan 20GB per bulan dengan rincian 5GB untuk kuota umum dan kuota belajar 15GB. Peserta didik jenjang pendidikan dasar dan menengah mendapatkan 35GB per bulan, dengan rincian 5GB untuk kuota umum dan kuota belajar 30GB.(jp/ feb/py)