Senin, 22 Desember 2025

Kemenag Dorong Percepatan PTKI Unggul

- Selasa, 13 Oktober 2020 | 18:01 WIB

METROPOLITAN - Kemen­terian Agama melalui Direk­torat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis), Direktorat Jenderal Pendi­dikan Islam, tengah mem­bahas Program Percepatan PTKI Unggulan. Pembahasan tersebut dilakukan secara virtual pada Minggu (11/10), dengan mengundang Wakil Menteri Agama dan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani. Wakil Menteri Agama, Zai­nut Tauhid Sa’adi, mengata­kan, mewujudkan Pergu­ruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) unggul menjadi ha­rapan dan ambisi bersama, sehingga bisa bersaing se­cara equil dengan pergu­ruan tinggi di Indonesia. “PTKI yang unggul di an­taranya diukur dari reputasi akademik, reputasi lulusan, rasio fakultas, prodi dan ma­hasiswa serta dibukanya program internasional,” te­rangnya. “Saya menaruh harapan besar kepada Dirjen Pendis dan Direktur Diktis yang baru, bisa menjadikan PTKI tidak saja menjadi kebanggaan umat Islam, tapi juga kebang­gaan bangsa Indonesia,” tuturnya saat memberikan arahan pada Senin (5/10). Direktur PTKI, Suyitno, memaparkan tujuh program unggulan yang disebut se­bagai Sapta Program Peng­akselerasian dan Percepatan (SP3) PTKI yang menjadi konsennya ke depan. “Kuri­kulum PTKI akan dilakukan redesain agar profil lulusan yang sudah kita rumuskan ini sudah faktual, tidak hanya ideal, sebagai program per­tama,” kata Suyitno. “Redesain kurikulum dengan evaluasi implemen­tasi integrasi ilmu dengan memperkuat pemberdayaan ma’had al-jamiah,” kata man­tan wakil rektor III UIN Pa­lembang itu. Suyitno menyadari bahwa kurikulum berbasis kompe­tensi sudah sangat bagus. Namun, ini tetap harus di­monitor. “Kita harus mela­kukan redesain untuk meli­hat apakah sudah benar-benar bisa melahirkan pro­fil lulusan yang bagus dan unggul,” tegasnya. Menurutnya, salah satu langkah redesain kurikulum adalah dengan konsep kam­pus merdeka dan merdeka belajar yaitu dengan mem­perbanyak waktu mahasiswa melakukan pembelajaran di luar kampus atau di luar prodi. Program kedua, lanjut Suy­itno, adalah penguatan Ru­mah Moderasi Beragama PTKI, sehingga dapat ber­diri kokoh secara struktural dan programnya tersusun dengan baik. “Penguatan Rumah Mode­rasi Beragama sangat penting agar kajian mengenai mo­derasi beragama ini bisa menjadi kajian yang lebih luas,” tandas guru besar UIN Raden Fatah Palembang itu.(re/feb/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X