Senin, 22 Desember 2025

Kampus Merdeka Bukan cuma Magang

- Rabu, 21 Oktober 2020 | 18:01 WIB

METROPOLITAN - Direk­tur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemen­terian Pendidikan dan Ke­budayaan (Kemendikbud) menyatakan, kebijakan Kampus Merdeka memberi ruang belajar yang luas. Bu­kan hanya magang, berbagai bentuk aktivitas belajar di luar kampus mungkin dila­kukan. Nizam mengatakan, salah satu yang akan bermanfaat d i lakukan ada lah membangun Indonesia melalui pedesaan. Saat ini pedesaan di Indonesia ma­sih membutuhkan pendam­pingan agar bisa menjadi desa yang maju. ”Sebanyak 27 ribu desa masih tertinggal. Kalau ini dikeroyok mahasiswa, ma­ka cepat maju desa kita. Ada yang membawa teknologi pertanian, ada yang mem­bawa pembangunan infra­struktur, ada yang membangun ekonomi, BUM­Des dll,” kata Nizam dalam diskusi daring bertajuk ’Ke­merdekaan Menyatakan Pendapat’ di kampus, Ming­gu (18/10). Saat ini, lanjut dia, desa mendapatkan dana pembangunan cukup besar yaitu Rp1 miliar. ”Selama ini dana itu tidak ada yang men­dampingi. Terjun ke desa itu dampaknya luar biasa,” ka­tanya. Selain itu, mahasiswa juga bisa melakukan kegia­tan Kampus Merdeka di dalam kampusnya tanpa perlu keluar. Salah satu ke­giatan tersebut yakni dengan menjadi asisten dosen (as­dos). Jika selama ini menjadi asdos tidak diakui SKS, di dalam kebijakan Kampus Merdeka ini bisa menjadi bagian dari SKS. Sebab, ba­nyak pembelajaran yang didapatkan mahasiswa se­lama menjadi asdos. ”Nah, Kampus Merdeka ini full SKS-nya, karena selama mendampingi peneliti itu kan ilmu yang diperoleh jauh lebih banyak daripada di dalam kelas. Nah, itu kita buka ruangnya,” kata Nizam. (re/feb/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X