METROPOLITAN - Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan, kebijakan Kampus Merdeka memberi ruang belajar yang luas. Bukan hanya magang, berbagai bentuk aktivitas belajar di luar kampus mungkin dilakukan. Nizam mengatakan, salah satu yang akan bermanfaat d i lakukan ada lah membangun Indonesia melalui pedesaan. Saat ini pedesaan di Indonesia masih membutuhkan pendampingan agar bisa menjadi desa yang maju. ”Sebanyak 27 ribu desa masih tertinggal. Kalau ini dikeroyok mahasiswa, maka cepat maju desa kita. Ada yang membawa teknologi pertanian, ada yang membawa pembangunan infrastruktur, ada yang membangun ekonomi, BUMDes dll,” kata Nizam dalam diskusi daring bertajuk ’Kemerdekaan Menyatakan Pendapat’ di kampus, Minggu (18/10). Saat ini, lanjut dia, desa mendapatkan dana pembangunan cukup besar yaitu Rp1 miliar. ”Selama ini dana itu tidak ada yang mendampingi. Terjun ke desa itu dampaknya luar biasa,” katanya. Selain itu, mahasiswa juga bisa melakukan kegiatan Kampus Merdeka di dalam kampusnya tanpa perlu keluar. Salah satu kegiatan tersebut yakni dengan menjadi asisten dosen (asdos). Jika selama ini menjadi asdos tidak diakui SKS, di dalam kebijakan Kampus Merdeka ini bisa menjadi bagian dari SKS. Sebab, banyak pembelajaran yang didapatkan mahasiswa selama menjadi asdos. ”Nah, Kampus Merdeka ini full SKS-nya, karena selama mendampingi peneliti itu kan ilmu yang diperoleh jauh lebih banyak daripada di dalam kelas. Nah, itu kita buka ruangnya,” kata Nizam. (re/feb/py)