METROPOLITAN - Education Specialist Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) Indonesia, Nugroho Indera W, mengatakan, secara global terdapat 175 juta anak usia dini yang tidak memiliki akses layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jumlah ini setara dengan setengah dari jumlah populasi anak usia prasekolah ”Ini menjadi masalah dan itu terjadi sebelum adanya pandemi Covid-19,” katanya dalam kegiatan peluncuran analisis perkembangan anak usia dini Indonesia 2018 secara virtual, Selasa (20/10). Setelah pandemi di berbagai negara, kondisi tersebut semakin meningkatkan krisis bagi anak-anak yang tidak bisa mengakses PAUD. Kondisi tersebut akan berpengaruh terhadap hasil pencapaian perkembangan anak yang meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotorik hingga sosial spiritual moral. Ia mengatakan, Covid-19 telah menyebabkan krisis akut pada pengasuhan dan pembelajaran. Hal ini berdampak pada hasil capaian perkembangan anak. Diperlukan upaya secara sistematis memonitor dan melakukan intervensi yang berbasis bukti atau data. Tujuannya, melihat tren dari tahun ke tahun serta mengkomparasikan data-data perkembangan anak dengan negara lain. Ia menjelaskan, pengukuran perkembangan anak bisa meningkatkan kesempatan anak usia dini untuk tumbuh kembang secara optimal. Artinya, hal tersebut bisa menjadi acuan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan terkait Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya anak usia dini. Sifat perkembangan anak usia dini, dia adalah multi dimensional. Sebab, pada prosesnya tidak hanya mengukur aspek kognitif namun juga fisik, motorik kasar maupun motorik halus dan lain sebagainya. Sementara itu, Deputi Bidang PMMK Kementerian PPN/ Bappenas, Subandi Sardjoko, mengatakan, berbicara PAUD artinya upaya memenuhi kebutuhan esensial bagi anak. Pertama, pengasuhan yang baik. Anak yang tumbuh sehat dan memiliki kecerdasan intelektual bagus dipengaruhi pola asuh yang baik saat kecil bahkan dari dalam kandungan. Yang kedua ialah kesehatan dan gizi. Setiap orang tua harus paham mengenai dua poin tersebut agar tumbuh kembang anak berjalan optimal. ”Kebutuhan esensial lainnya ialah perlindungan bagi anak dari kekerasan,” ujarnya. (re/feb/ py)