Senin, 22 Desember 2025

1.200 Desa di Jabar Belum Terkoneksi Internet

- Selasa, 22 Desember 2020 | 18:02 WIB
TERGANJAL: Bisnis e-Commerce di Indonesia mendapatkan halangan dengan kecepatan internet yang kurang cepat
TERGANJAL: Bisnis e-Commerce di Indonesia mendapatkan halangan dengan kecepatan internet yang kurang cepat

METROPOLITAN - Kepu­tusan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) menetapkan kegiatan belajar tatap muka dimulai awal Ja­nuari 2021 memunculkan fakta mengejutkan. Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar menyebut ada sekitar 1.200 desa dengan status desa hu­tan yang belum terkoneksi internet. ”Ada sekitar 1.200 desa dengan status desa desa hu­tan. Kalau letak sekolahnya mungkin masih ada di pusat kecamatan, tapi siswa-sis­wanya kebanyakan di pelosok yang tidak terjangkau jaring­an. Akhirnya tidak sedikit guru yang berkunjung ke rumah-rumah siswa,” kata Kepala Disdik Jabar, Dedi Supandi. Menyiasati persoalan itu, menurut Dedi, pihaknya me­nyediakan kuota internet untuk KBM daring, dengan menyediakan 2,2 juta paket data internet kepada para pelajar dan guru. Tak hanya itu, Disdik Jabar juga meluncurkan Tas Bakti Guru Kunjung untuk men­ghadapi keterbatasan infra­struktur Pendidikan Jarak Jauh (PJJ). Tas tersebut dibe­rikan kepada guru-guru yang melakukan kunjungan belajar ke rumah murid. ”Di dalamnya terdapat per­lengkapan protokol keseha­tan seperti masker, hand sanitizer dan pelindung wa­jah. Berikut meja dan papan tulis berjalan serta USB yang berisi bahan pengajaran dari Timodik Disdik Jabar dan video motivasi untuk tetap berintegritas,” katanya. ”Walau KBM tatap muka akan dilakukan pada Janua­ri 2021, tidak serta-merta membuat pelajaran 100 per­sen dilakukan di sekolah. Para pelajar masih harus belajar bergiliran (sif) di se­kolah,” sambungnya. Tas Bakti Guru Kunjung ini, tambah dia, merupakan ko­laborasi Disdik Jabar dengan PT SMI, JAGI Foundation, Rumpun Indonesia dan Ti­komdik Disdik Jabar melalui pendidikan karakter Jabar Masagi. Peralatan dalam tas itu merupakan hasil gotong-royong para pelajar dan ma­hasiswa di Jabar. Maskernya buatan SMKN 9 Bandung, pembuat hand sa­nitizer adalah pelajar SMKN 5 Bandung, pembuat tas yang bisa diubah menjadi meja dan papan tulis adalah alumni desainer ITB. Lalu, pembuat materi bahan ajar pembela­jaran kontektual-kolaboratif yang telah di-dowload ke da­lam USB disusun Tikomdik Disdik Jabar dan para talent siswa SMA/SMK/SLB. Sebagai kadisdik, Dedi mengaku terharu bahwa Tas Bakti ini merupakan hasil implementasi nyata problem-based learning melalui KU­RIKULUM MASAGI. Yakni, sebagai kurikulum life skills yang mengajarkan siswa Jawa Barat belajar pembelajaran kontekstual-kolaboratif yang berakar dari nilai-nilai kea­rifan lokal Jawa Barat untuk memperkuat kurikulum na­sional. ”Tas Bakti Guru Kunjung ini untuk melindungi kese­lamatan guru kunjung di Jawa Barat dalam melaksana­kan PJJ ketika melakukan home visit ke rumah siswa. Sebab, guru juga rawan ter­papar Covid-19,” tandasnya.(rep/rez/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X