METROPOLITAN - Keputusan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) menetapkan kegiatan belajar tatap muka dimulai awal Januari 2021 memunculkan fakta mengejutkan. Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar menyebut ada sekitar 1.200 desa dengan status desa hutan yang belum terkoneksi internet. ”Ada sekitar 1.200 desa dengan status desa desa hutan. Kalau letak sekolahnya mungkin masih ada di pusat kecamatan, tapi siswa-siswanya kebanyakan di pelosok yang tidak terjangkau jaringan. Akhirnya tidak sedikit guru yang berkunjung ke rumah-rumah siswa,” kata Kepala Disdik Jabar, Dedi Supandi. Menyiasati persoalan itu, menurut Dedi, pihaknya menyediakan kuota internet untuk KBM daring, dengan menyediakan 2,2 juta paket data internet kepada para pelajar dan guru. Tak hanya itu, Disdik Jabar juga meluncurkan Tas Bakti Guru Kunjung untuk menghadapi keterbatasan infrastruktur Pendidikan Jarak Jauh (PJJ). Tas tersebut diberikan kepada guru-guru yang melakukan kunjungan belajar ke rumah murid. ”Di dalamnya terdapat perlengkapan protokol kesehatan seperti masker, hand sanitizer dan pelindung wajah. Berikut meja dan papan tulis berjalan serta USB yang berisi bahan pengajaran dari Timodik Disdik Jabar dan video motivasi untuk tetap berintegritas,” katanya. ”Walau KBM tatap muka akan dilakukan pada Januari 2021, tidak serta-merta membuat pelajaran 100 persen dilakukan di sekolah. Para pelajar masih harus belajar bergiliran (sif) di sekolah,” sambungnya. Tas Bakti Guru Kunjung ini, tambah dia, merupakan kolaborasi Disdik Jabar dengan PT SMI, JAGI Foundation, Rumpun Indonesia dan Tikomdik Disdik Jabar melalui pendidikan karakter Jabar Masagi. Peralatan dalam tas itu merupakan hasil gotong-royong para pelajar dan mahasiswa di Jabar. Maskernya buatan SMKN 9 Bandung, pembuat hand sanitizer adalah pelajar SMKN 5 Bandung, pembuat tas yang bisa diubah menjadi meja dan papan tulis adalah alumni desainer ITB. Lalu, pembuat materi bahan ajar pembelajaran kontektual-kolaboratif yang telah di-dowload ke dalam USB disusun Tikomdik Disdik Jabar dan para talent siswa SMA/SMK/SLB. Sebagai kadisdik, Dedi mengaku terharu bahwa Tas Bakti ini merupakan hasil implementasi nyata problem-based learning melalui KURIKULUM MASAGI. Yakni, sebagai kurikulum life skills yang mengajarkan siswa Jawa Barat belajar pembelajaran kontekstual-kolaboratif yang berakar dari nilai-nilai kearifan lokal Jawa Barat untuk memperkuat kurikulum nasional. ”Tas Bakti Guru Kunjung ini untuk melindungi keselamatan guru kunjung di Jawa Barat dalam melaksanakan PJJ ketika melakukan home visit ke rumah siswa. Sebab, guru juga rawan terpapar Covid-19,” tandasnya.(rep/rez/py)