Senin, 22 Desember 2025

Pemerintah Dipaksa Perbaiki Kualitas SDM sejak SD

- Kamis, 4 Februari 2021 | 18:30 WIB
DOKUMEN FADLI/METROPOLITAN
DOKUMEN FADLI/METROPOLITAN

METROPOLITAN - World Economic Forum atau Forum Ekonomi Dunia dalam kajian­nya mengatakan, 65 persen dari angkatan kerja yang saat ini berada di tingkat SD akan bekerja dalam bidang yang belum tercipta di masa depan. Oleh karena itu, perlu ada perubahan strategi untuk menghadapi hal ini. Pengamat dan Praktisi Pen­didikan, Indra Charismiadji, menuturkan, pemerintah tidak hanya bisa merancang ren­cana untuk menyiapkan anak-anak bangsa sebagai pencari kerja, tapi juga harus sebagai pencipta. “Itu kita tidak bisa lagi me­nyiapkan anak-anak kita se­bagai pencari kerja. Karena pekerjaan yang tersisa tinggal 35 persen, kita harus mendo­rong mereka sebagai pen­cipta kerja,” ungkapnya dalam siaran YouTube PB PGRI, Rabu (3/2). Pekerjaan yang tak pernah dibayangkan ada saat ini, se­perti YouTuber, selebgram hingga perusahaan startup malah menjadi pekerjaan yang diinginkan sebagian orang. Oleh karena itu, pemerintah perlu segera menyiapkan strategi menghadapi tantan­gan tersebut. “Ini masuk akal. Pada zaman sekolah dulu, nggak ada saya punya cita-cita mau jadi YouTuber, selebgram, mau kerja di Google, nggak ada, karena belum ada perusaha­annya,” imbuhnya. Di abad ke-21 ini, yang di­butuhkan dalam dunia kerja adalah mereka yang memi­liki kemampuan pemecahan masalah, ketahanan untuk melewati tantangan, moti­vasi diri untuk bisa berpresta­si, kontrol diri, kerja sama, inisiatif, percaya diri hingga etika yang baik. Jadi, kata dia, waktu paling tepat untuk mengembangkan keterampilan tersebut adalah di jenjang SD. Sebab, jika ingin membangun SDM yang unggul dan benar, fokus harus dimulai dari tingkat bawah. “Tapi pemerintah kita terba­lik. SD kita anggarannya paling sedikit, gedungnya rusak dan guru-gurunya kurang diper­hatikan. Kenapa, karena kalau saya pikir secara politis itu tidak menarik, lulus SD 6 tahun. Kan tiap 5 tahun dipilih. Ma­kanya kalau bicara ke pemerin­tah atau politisi itu akan milih yang kelihatan cepat, padahal kalau membangun Indonesia itu harus di SD,” pungkasnya. (jp/rez/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X