METROPOLITAN - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, menyebutkan bahwa penduduk yang mencapai jenjang pendidikan tinggi di Indonesia masih rendah. Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasionel (Susenas) pada 2017, penduduk yang berpendidikan tinggi (kuliah) hanya 8,5 persen dari total penduduk berusia 15 tahun ke atas. Menurut Hasto, angka pada 2017 itu belum jauh berubah sampai saat ini. Mayoritas penduduk Indonesia hanya berada pada jenjang menengah pertama. “Mayoritas penduduk kita yaitu 65 persen berpendidikan kurang dari SMP,” katanya dalam webinar Implikasi Hasil Sensus Penduduk 2020 terhadap Kebijakan Pembangunan Kependudukan, Kamis (4/2). Atas dasar itu, hal tersebut yang akan menjadi tantangan perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia. Apalagi masih banyaknya anak usia pendidikan yang mengalami stunting atau kondisi gagal tumbuh yang menyebabkan mereka kesulitan dalam mencapai hasil maksimal. “Tingkat kecerdasan anak Indonesia berada pada urutan 72 dari 78 negara. 54 persen dari angkatan kerja sekarang ini adalah mantan penderita stunting,” ujarnya. Selain itu, dunia pendidikan juga menghadapi tantangan perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi (Iptek). Hasto mengatakan, hal ini akan menjadi tantangan bagi Indonesia. “Pendidikan harus mempersiapkan SDM yang mampu bersaing, menghadapi tantangan global dan penyelenggaran dunia pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja secara digital harus disesuaikan,” pungkasnya.(jp/rez/py)