METROPOLITAN - Universitas Djuanda atau Unida Bogor melalui Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dalam penyusunan Mockup Integrated System Information of Digital Library (ISIDIGILIB), Rabu (29/9). Kegiatan yang dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom Cloud Meeting ini merupakan rangkaian Penelitian Terapan Unggulan (PTUPT) yang diketuai Widyasari, dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unida Bogor beranggotakan Prof Dr Arita Marini dan Rusi Rusmiati Aliyyah. Direktur DRPM Unida Bogor, Ginung Pratidina, mengatakan, kegiatan penelitian yang dilakukan adalah salah satu bentuk kegiatan hibah yang didanai Kemendikbudristek. Kegiatan FGD menjadi salah satu langkah dan upaya peneliti untuk dapat menyempurnakan hasil penelitian yang nantinya dituangkan ke dalam luaran penelitian. “Bu Widya sebagai salah satu peneliti Unida Bogor selalu berkomitmen dalam menghasilkan luaran penelitiannya. Topik penelitian pun selalu update menyesuaikan kondisi saat ini dan tidak jauh-jauh. Artinya di lingkungan kampus sendiri dapat menjadi objek penelitian. Oleh karena itu, kami merasa bangga karena Bu Widya dan tim telah mewakili Unida Bogor dalam hibah nasional yang dilakukan. Harapan kami ini bisa diaplikasikan dan diterapkan di kampus kita Unida Bogor,” tuturnya. Widyasari, selaku ketua Tim Peneliti, menuturkan, pandemi Covid-19 yang terjadi berdampak pada setiap sektor kehidupan. Tidak terkecuali dalam sektor pendidikan. Hal ini tentu mengakibatkan proses pendidikan dan pembelajaran yang tadinya dilaksanakan secara tatap muka, menjadi jarak jauh dengan berbagai moda daring. Ini menjadi tantangan sekaligus peluang, khususnya bagi perguruan tinggi, dalam meningkatkan mutu pendidikan. Sehingga perlu adanya sebuah sistem pembelajaran daring berikut ketersediaan sumber belajar digital yang baik untuk dapat mendukung proses pembelajaran. “Pandemi ini datang tiba-tiba yang tidak semua perguruan tinggi siap dengan sistem pembelajaran daring. Hasil evaluasi selama proses pembelajaran daring, masih ada perguruan tinggi yang sistem pembelajaran daring dan sumber belajar digitalnya belum memenuhi kebutuhan dosen dan mahasiswa” tuturnya. Ia melanjutkan, mahasiswa tidak bisa berkunjung ke perpustakaan secara langsung. Ini menjadi kendala yang kemudian menjadi keresahan dan terjadi di sebagian perguruan tinggi. Sesuai topik penelitian, di era industri 4.0 terutama masa pandemi saat ini, diperlukan adanya sumber belajar yang dapat diakses siapa pun, kapan pun, di mana pun dan tentang apa pun. Hasil penelitian ini merupakan cikal-bakal dari pengembangan model perpustakaan digital terintegrasi di Unida Bogor. Widyasari mengutarakan alasan serta tujuan pengembangan perpustakaan digital terintegrasi. Selain untuk menciptakan smart campus society, juga untuk mempersiapkan lulusan dan SDM perguruan tinggi yang wajib memiliki softskill di abad 21. Di antaranya creative and innovative, critical thinking and problem solving, communication and collaboration, computational logic, compassion and civic responsibility. “Penelitian ini bersifat multiyears selama tiga tahun, yang lebih mengedepankan sustainability. Adapun tujuan umum penelitian ini adalah mengembangkan model perpustakaan digital online yang teritegrasi di era revolusi industri 4.0 serta tujuan khususnya antara lain adalah adanya model perpustakaan digital online terintegrasi sebagai sumber belajar di perguruan tinggi, terbentuknya unit produksi media pembelajaran serta unit pengembangan SDM perguruan tinggi,” tuturnya. “Diharapkan nantinya model pengembangan perpustakaan digital terintegrasi ini dapat membantu setiap kegiatan pembelajaran mahasiswa dan dosen, mendukung pembelajaran daring pada masa pandemi COVID-19, serta memberikan kontribusi dalam memenuhi instrumen akreditasi perguruan tinggi,” tambahnya. Sementara itu, Ketua Tim Pengembang Aplikasi, Richi Tirta Harry Sukamto, menjelaskan, mengenai mockup ISDIGILIB mulai dari halaman awal hingga cara penggunaan. Salah satu peserta FGD, Arti Yoesdiarti, mengatakan, pelayanan perpustakaan memang perlu ditingkatkan. Adanya pengembangan model perpustakaan digital diharapkan tak hanya dapat memudahkan mahasiswa maupun para dosen, tapi juga dapat meningkatkan akreditasi perpustakaan guna meningkatkan akreditasi perguruan tinggi itu sendiri. (rb/feb/py)