Senin, 22 Desember 2025

Pandemi, Angka Putus Sekolah Menyusut

- Senin, 4 Oktober 2021 | 19:30 WIB

METROPOLITAN - Kemen­terian Pendidikan, Kebu­dayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) men­gatakan bahwa salah satu alasan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas dila­kukan adalah untuk mengu­rangi angka putus sekolah. Namun, kenyataannya itu tidak terjadi. Pasalnya, berdasarkan data Pusat Data dan Tekno­logi Informasi (Pusdatin) Kemendikbudristek, angka putus sekolah di masa pan­demi sangat minim. Hal itu disampaikan Kepala Bidang Advokasi Perhimpunan Pen­didikan dan Guru (P2G) Iman Zaenatul Haeri. “Kita juga melihat PTM Ter­batas ini berdasarkan klaim keliru,” tuturnya dalam dis­kusi daring PTM Pertaruhkan Keselamatan Anak, Minggu (3/10). Jumlah putus sekolah di masa pandemi Covid-19 ya­kni pada 2019/2020 sebesar 157.166 orang yang terdiri dari 59.443 jenjang SD, 38.464 SMP, 26.864 SMA, 32.395 SMK. Kemudian tahun ajaran 2020/2021, angka putus se­kolah hanya 4.916 anak, ter­diri dari 2.790 SD, 976 SMP, 541 SMA, dan 609 SMK. “Di 2020/2021 ini paling kecil, hanya 4.916 siswa. Dengan demikian, klaim pe­merintah selama pandemi ini terjadi putus sekolah itu terbantah,” terangnya. Dibandingkan angka putus sekolah di masa pandemi, jumlah terbesar berada pada tahun ajaran 2018/2019 dengan total 301.127. Me­reka terdiri dari 57.426 jenjang SD, 85.545 SMP, 52.142 SMA, dan 106.014 SMK. “Angka ini menggambarkan bahwa sesungguhnya tidak terjadi angka putus sekolah yang signifikan selama pan­demi ini,” jelasnya. Perihal tersebut, Plt Kepala Biro Kerja Sama dan Hu­bungan Masyarakat Kemen­dikbudristek Anang Ristanto mengaku belum bisa mem­berikan jawaban atas hal tersebut. Sebab, pihaknya mendapatkan data detail tersebut. “Kami belum dapat update datanya. Kami cek datanya terlebih dahulu,” tandasnya. (jp/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X