METROPOLITAN - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menekankan pendidikan karakter masih terus digencarkan saat ini. Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas (SMA) Kemendikbudristek, Suhartono Arham, mengatakan, pembentukan karakter peserta didik tak hanya di sekolah. Perwujudan pendidikan karakter tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) 20/2018. ’’Di mana pembentukan karakter dapat dibentuk tidak hanya berasal dari lingkungan sekolah saja,” katanya dalam lomba menggambar bertajuk Colour4Life yang digelar Faber-Castell, Kamis (7/10). Dia mengatakan, perlombaan menggambar seperti ini merupakan salah satu upaya membentuk karakter siswa di luar lingkungan sekolah. Seni juga menjadi salah satu cara membentuk pendidikan karakter seseorang. ”Karena seni adalah perwujudan dari cipta, rasa, karya dan semangat kreativitas dari nilai-nilai humanistik,” jelasnya. Selain itu, seni juga menjadi jembatan penghubung keragaman suku bangsa, ras, agama, budaya serta bahasa. Ia berharap ajang perlombaan seni menggambar seperti ini menjadi bagian dari pelestarian budaya bangsa Indonesia. Sementara itu, pegiat sosial dan pendidikan, Jovial Da Lopez, menilai seni gambar harus memiliki tujuan. Sama seperti yang dilakukan pada seni peran. Melalui karya seni, seseorang bisa menggambarkan dan menyatakan pesan dan semangat positif. ’’Kecintaan atas Indonesia juga dapat disampaikan dalam banyak bentuk. Anak muda harus menjadi pembawa pesan itu,’’ tuturnya. Dua pelajar dari Jawa Timur menjadi pemenang tingkat nasional lomba menggambar. keduanya adalah Sagita Effendi dari Tuban. Dia membawakan karya berjudul Bumi Ronggolawe. Kemudian M. Rusyid Afandi dari Madura dengan karya berjudul Madura Costume Creation. Product Manager Faber-Castell International Indonesia Vincentia Novianty mengatakan tidak kurang ada 1.216 peserta mengikuti lomba itu. (jp/feb/py)