METROPOLITAN – Pelajar SMAN 2 Cibinong Kelas XII MIPA-8, Muhammad Alvaro Riandi, meraih juara 2 tingkat Nasional Lomba Esai yang diselenggarakan Society of Potreleum Engineers Universitas Gajah Mada. Alvaro mengikuti ajang Lomba Esai dalam Bahasa Inggris dengan judul esai: The Increase of Indonesia Coal Power Plant System Based On IoT (Internet of Things) Integrated With CCT (Clean Coal Technology) To Realize Sustainable Development Goals 2030. Alvaro menjelaskan, latar belakang mengangkat judul tersebut yaitu berdasarkan data dari ASEAN Energy Database System (AEDS), konsumsi batubara di negara ASEAN merupakan yang tertinggi kedua setelah minyak bumi dengan jumlah sebesar lebih dari 100 Mtoe pada 2017. Diperkirakan bahwa hingga 2040 pemakaian batubara sebagai bahan bakar energi masih terus digunakan dengan jumlah yang meningkat hingga 2,5 kali lipat dari sebelumnya. Namun tentunya batubara dapat menimbulkan polusi yang cukup berbahaya. Menurut Alvaro, masyarakat dunia tentu tidak tinggal diam dalam menyikapi hal tersebut dan telah membuat berbagai keputusan serta kebijakan demi menjaga kondisi bumi dan kesejahteraan manusia lebih baik. Sustainable Development Goals (SDGs 2030) Nomor 7 yang telah dicanangkan UN (United Nation) pada 2015 menargetkan masyarakat dunia dapat memanfaatkan energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan dan modern pada 2030. “Adapun sebuah perjanjian yang telah disepakati 196 negara pada 12 Desember 2015, yaitu Paris Agreement, di mana perjanjian tersebut berisikan sebuah komitmen bagi setiap negara dalam menjaga temperatur bumi tetap di bawah 2°C, lebih disarankan 1,5°C, jika dibandingkan tingkat pra-industri. Indonesia tengah memberlakukan berbagai kebijakan serta peningkatan kualitas IPTEK demi mencapai kedua target tersebut,” papar Alvaro. Salah satu Iptek yang berpotensi besar dapat dikembangkan Indonesia adalah optimalisasi pemanfaatan energi batubara yang dapat menjadi kunci dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas sumber daya energi yang ramah lingkungan. Optimalisasi tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi IoT (Internet of Things) yang diintegrasikan dengan teknologi batu bara bersih atau CCT (Clean Coal Technology). Clean Coal Technology tersebut memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas serta kuantitas energi yang dihasilkan batubara. Hal ini menjadi suatu gebrakan pada pemanfaatan batubara secara konvensional. Dalam pengaplikasiannya, CCT sangat penting dalam menghasilkan listrik dengan penggunaan batubara dalam jumlah yang sedikit dan menghasilkan emisi yang lebih sedikit. Di sisi lain, CCT juga memberikan keuntungan secara ekonomi dan tentunya perkembangan yang berkelanjutan. Pembangunan pembangkit listrik tenaga batubara dengan teknologi CCT mampu menghasilkan listrik yang jauh lebih tinggi dan terjangkau serta menambah lapangan pekerjaan. Penurunan kabut asap sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia, khususnya penderita gangguan pernapasan, seperti asma. “Penurunan emisi merkuri dan racun udara lainnya diharapkan menghasilkan lebih sedikit kanker dan penyakit lainnya. Manfaat ini akan mengurangi biaya medis hingga puluhan, ratusan, miliaran rupiah selama beberapa waktu mendatang,” jelas Alvaro. Menurutnya, hal itu lebih terdorong jika diimbangi dukungan pemerintah dalam menerapkan kebijakan pemanfaatan batubara dengan teknologi CCT serta pemberian insentif pada pengembangannya. Oleh karena itu, pemanfaatan teknologi CCT yang diintegrasikan dengan IoT dapat menjadi kombinasi yang sempurna dalam mencapai sistem energi yang andal. (*/feb/py)