Senin, 22 Desember 2025

Rekrutmen Guru PPPK Bisa Lukai Perasaan Guru Honorer

- Selasa, 21 Desember 2021 | 19:30 WIB

METROPOLITAN - Seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) untuk guru mengalami hambatan, baik tahap pertama dan kedua. Salah satunya terkait pengu­muman hasil seleksi guru PPPK yang mengalami penundaan dari waktu yang telah diten­tukan akibat beberapa hal. Bukan itu saja, afirmasi yang minim, khususnya untuk guru dengan masa pengab­dian yang lama, pun dirasa tidak sesuai. Untuk itu, ang­gota Komisi X DPR RI, Elnino M Husein Mohi, mengatakan bahwa ini menimbulkan ke­kecewaan yang besar atas rekrutmen tersebut. “Harapan yang besar itu akhirnya justru menuai ke­kecewaan yang besar pula bagi sebagian guru honorer karena mereka justru kesuli­tan menembus tes PPPK ter­sebut,” jelasnya dalam kete­rangan resminya, Senin (20/12). Selain itu, faktor umur dan kemampuan pribadi dalam hal teknologi serta tidak ter­biasa dengan soal-soal tes menjadi masalah yang sulit teratasi oleh sebagian guru honorer. Padahal, mereka (guru honorer, red) sudah puluhan tahun mengajar dan mendidik murid-murid me­reka. “Demi apa? Bukan demi uang, tapi karena mereka tidak tega melihat anak-anak di sekitarnya belajar tanpa jum­lah guru yang memadai,” im­buhnya. Menurutnya, mereka telah menghibahkan diri mereka, waktu, tenaga, pikiran, pera­saan dan doa demi masa de­pan generasi penerus bangsa. Bahkan, mereka rela hidup meski kurang mendapatkan kesejahteraan demi mengajar dan mendidik banyak orang. “Ada banyak contoh di semua daerah betapa seorang guru (honorer) tak mampu mem­biayai anaknya sendiri yang ingin melanjutkan sekolah. Mereka benar-benar menjadi pahlawan bagi banyak anak masa depan, tapi benar-benar tanpa tanda jasa,” ujar politisi Fraksi Partai Gerindra itu. Baginya, tanda jasa untuk para pengabdi inilah yang menjadi tugas negara untuk memberikannya. Jasa mereka setidaknya diberikan tanda penghargaan dalam rekrutmen PPPK ini berupa penambahan nilai terhadap mereka berda­sarkan umur, lama pengab­dian dan medan juang, yakni tingkat kesulitan daerah peng­abdian. “Tapi, ternyata dalam rekrut­men PPPK tahap I dan II, afirmasi itu diberikan negara sangat minim, sehingga guru honorer itu kalah bersaing dengan anak-anak muda yang memang kualitas hasil tesnya bagus walaupun pengabdian­nya belum lama dalam dunia guru,” tegasnya. (*/feb/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X