METROPOLITAN - Seribu kepala desa, lurah dan aparatur desa dari seluruh Indonesia berkomitmen mempercepat tersedianya layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), setidaknya satu PAUD di satu desa. Kepala desa yang berkomitmen ini merupakan desa yang sama sekali belum memiliki PAUD atau sudah memiliki PAUD, namun belum terdaftar dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Menurut Dapodik 2021, masih terdapat sekitar 19 ribu desa yang belum mempunyai satuan PAUD. Adapun gerakan ini merupakan kerja sama antara Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Mendikbudristek, Nadiem Makarim, mengapresiasi kerja sama ini untuk mendorong kualitas penyelenggaraan pendidikan di desa sebagai upaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan desa. “Terkait PAUD, tugas kita masih banyak dan besar sekali tantangannya. Menurut Dapodik 2021, masih terdapat sekitar 19 ribu desa yang belum mempunyai satuan PAUD. Padahal usia dini 0-6 tahun merupakan usia emas, di mana perkembangan manusia sangat pesat dari sisi kognitif, bahasa, sosial, emosional dan moralitas,” jelasnya secara daring, Minggu (27/2). Pentingnya PAUD juga ditegaskan Mendes PDTF, Halim Iskandar. Pihaknya hendak melaksanakan tujuan pembangunan berkelanjutan di tingkat desa dan mencanangkan Pendidikan Desa Berkualitas sebagai salah satu targetnya. “Pendidikan berkualitas yang tersedia di lingkungan desa harus dapat dinikmati seluruh anak usia dini Indonesia yang tersebar di sekitar 80.000 desa di seluruh nusantara,” tuturnya. Hadirnya layanan PAUD berkualitas di setiap desa sangat dipengaruhi kepala desa, lurah dan aparatur desa lainnya yang merupakan garda depan pembangunan daerah. Para kepala desa yang hadir hari ini, diharapkan dapat meneruskan program-program pemerintah kepada seluruh masyarakat demi mewujudkan pendidikan berkualitas di desa. “Giat pembangunan PAUD di desa meliputi pengembangan kapasitas guru dan pendidik, pengelolaan insentif guru dan pendidik, implementasi Program Pemberian Makanan Tambahan untuk mencegah stunting serta pembangunan sarana dan prasarana PAUD,” tandas Halim. (jp/feb/py)