METROPOLITAN - Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menjalin kerja sama dengan PT Industri Kereta Api (PT INKA) untuk mengembangkan riset dan inovasi kendaraan listrik di lingkungan pendidikan tinggi. Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama dilakukan Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Nizam dan Direktur Utama PT INKA Budi Noviantoro. Adapun ruang lingkup dalam kerja sama ini meliputi peningkatan kompetensi sumber daya manusia di lingkungan perguruan tinggi dan berbagi sumber daya dalam pengembangan kendaraan listrik. Kerja sama itu terkait fasilitas program Magang Bersertifikat sebagai bagian dari program Kampus Merdeka dalam pengembangan diri mahasiswa melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan dengan pembelajaran langsung di tempat kerja mitra magang. Selain itu, memfasilitasi kolaborasi dan sinergi perguruan tinggi dengan dunia usaha dan dunia industri dalam membangun ekosistem reka cipta yang dapat menumbuhkan semangat kewirausahaan dari kalangan akademik ataupun masyarakat secara umum. Nizam mengatakan, kerja sama ini merupakan upaya Ditjen Diktiristek menggandeng mitra industri untuk berkolaborasi dengan perguruan tinggi. Hal ini dilakukan karena investasi untuk riset dan pengembangan sangatlah mahal. Sementara itu, terdapat 300 ribu dosen yang memiliki kewajiban untuk melakukan penelitian. Untuk itu, melalui kerja sama ini, diharapkan dapat dimanfaatkan bersama-sama untuk melakukan riset dan pengembangan. “Melalui kolaborasi itu, pemerintah tak hanya menyediakan fasilitas di perguruan tinggi untuk dimanfaatkan mitra industri, tapi juga menyediakan pendanaan pendamping. Hal ini untuk mengakselerasi riset dan pengembangan di perguruan tinggi yang dimanfaatkan industri,” kata Nizam kepada wartawan, Rabu (2/3). Nizam menilai pelaksanaan kolaborasi ini merupakan suatu bentuk implementasi yang ideal dari tridarma perguruan tinggi, karena banyak dosen perguruan tinggi yang mengambil sabbatical leave di industri kendaraan listrik. Jadi, para dosen yang terlibat dalam pengembangan bus listrik merah putih untuk G20 secara penuh waktu berada di PT INKA. “Kolaborasi dengan PT INKA ini juga bisa menjadi tempat belajar bagi 100 mahasiswa yang mengikuti program magang bersertifikat. Nantinya, mereka dapat menjadi calon insinyur yang merupakan core engineer untuk membangun industri kendaraan listrik di Indonesia,” imbuh Nizam. Terpisah, Budi Noviantoro menambahkan, kerja sama ini sebagai upaya mengembangkan riset dan inovasi, terlebih dalam hal kendaraan listrik baik secara produk maupun sumber daya yang terlibat. Sebagai bentuk dari program Kampus Merdeka, PT INKA mendukung penuh, mengingat kegiatan ini dapat meningkatkan sinergi pendidikan tinggi terhadap dunia industri. “Ini adalah langkah pertama. Kalau boleh kami masih punya program Kereta Cepat Merah Putih, di mana kami melibatkan semua perguruan tinggi di Jawa untuk membantu INKA dalam mengembangkan Kereta Cepat Merah Putih. Kami juga dibantu untuk merealisasikan bahwa Indonesia mampu,” kata Budi. (jp/feb/py)