METROPOLITAN.id - Dosen Sekolah Vokasi IPB University bekerja sama dengan Sekolah Alam School of Universe (SoU) dan Lendo Novo Research Centre (LRC) memberikan pelatihan kepada Komunitas Pendidik Nusa di Desa Benteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Pelatihan berupa implementasi alat pencacah daun bambu kering untuk media tanam bagi tanaman hias.
Kegiatan yang berlangsung pada 24-25 September 2022 ini termasuk pengabdian dosen reguler – LPPM IPB University. Ketua Tim Pengabdian Dosen Reguler – LPPM IPB University di Desa Benteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Faldiena Marcelita, mengatakan pelatihan itu diikuti anggota Komunitas Pendidik Nusa dengan harapan adanya peningkatan kesadaran dan minat masyarakat untuk meminimalisir sampah sekitar lingkungannya. Selain itu mereka juga bisa mengoptimalkan penggunaan kompos sebagai salah satu solusi mendapatkan media tanam yang mudah.
-
Ketua Komunitas Pendidik Nusa, Arfan Damari mendukung kegiatan yang diadakan tim dosen pengabdian dari Sekolah Vokasi IPB University ini. "Semoga setelah mengikuti kegiatan pelatihan ini, komunitas kami bisa mendapatkan tambahan wawasan serta inovasi dalam melakukan menyediakan media untuk budidaya tanaman hias sehingga dapat menjadi sumber penghasilan tambahan masyarakat sekitar, yang berimbas menguatkan perekonomian mereka” kata Arfan Damari.
Budidaya tanaman hias kini memiliki prospek bisnis yang cukup menjanjikan. Semenjak pandemi, masyarakat semakin peduli terhadap kesehatan, lingkungan sekitar yang lebih hijau, sekaligus hobi yang membuat mereka tidak meninggalkan rumah. Implementasi mesin pencacah ini merupakan inovasi yang bisa mempermudah pembuatan media tanam yang memanfaatkan serasah daun bambu, yang diharapkan dapat memberikan nilai tambah pada pengolahan media tanam.
Menurut narasumber dari Sekolah Alam SoU, Karina, penggunaan serasah bambu sebagai media tanam memiliki banyak keuntungan bagi pecinta tanaman hias. "Serasah bambu ini baik karena mengandung unsur hara yang dibutuhkan, serta menjaga kelembaban tanah," katanya.
Narasumber dari LRC, Arief Nugroho Nur Prasetyo, menambahkan, selain mengandung banyak unsur hara dan memberikan nilai tambah ekonomis. "Inovasi ini menghasilkan produk yang berbiaya murah, sekaligus ramah lingkungan karena memanfaatkan bahan yang sebelumnya hanya menjadi sampah," ujarnya.
Terpisah, Ketua Program Studi Teknologi Rekayasa Komputer, Inna Novianty , menyampaikan bahwa inovasi berupa mesin pencacah daun bambu ini merupakan alternatif mesin yang dapat digunakan dalam skala usaha mikro. Se sehingga bisa membantu meminimalisir sampah kering di sekitar rumah. Sedangkan, menurut Walidatush Sholihah, alat pencacah daun bambu ini memiliki keunggulan lain, yaitu alat mudah untuk dimobilisasi. Sehingga bisa diterapkan di manapun.
Sementara itu, keberhasilan dan kesinambungan suatu usaha sebagai daya tariknya adalah adanya keuntungan yang didapat dari produk inovasi. “Selain diversifikasi produk, mesin pencacah ini bisa membantu dalam memberikan pendapatan sampingan karena tidak memerlukan biaya investasi yang besar dan mendapatkan hasil yang lumayan," ujar Wien Kuntari, narasumber aspek keuangan yang juga sebagai Dosen Program Studi Manajemen Agribisnis, Sekolah Vokasi IPB University. (*/Els)