2. Minimnya Determinasi dan Agresivitas
Baca Juga: Viral Jalan Abdul Fatah Ciampea Ditanami Pohon Pisang, Bupati Bogor: Kita Perbaiki Tahun Ini
Formasi 5-4-1 yang dipilih Timnas Indonesia membuat banyak pemain bertahan dan mengandalkan serangan balik melalui Ole Romeny sebagai penyerang tunggal.
Sementara itu, Jepang yang menguasai bola dengan dominan mampu menekan dan membongkar pertahanan Indonesia dengan mudah, terutama melalui pemain kunci seperti Kamada dan Kubo.
3. Strategi Eksperimen Pelatih Patrick Kluivert
Pertandingan ini digunakan sebagai ajang eksperimen bagi pelatih Kluivert dengan banyak melakukan rotasi pemain.
Hanya enam pemain dari susunan starter saat melawan China yang kembali tampil sejak awal, sementara pemain kunci lain baru dimasukkan di babak kedua, sehingga tim belum benar-benar menemukan keseimbangan dan kekompakan.
Baca Juga: Angka Pengangguran di Purwakarta Terus Menurun dalam Lima Tahun Terakhir, Begini Kata Disnakertrans
4. Kesulitan Yance Sayuri di Posisi Baru
Yance Sayuri yang biasanya bermain di sektor kiri terpaksa bergeser ke kanan akibat cedera pemain lain.
Perubahan posisi ini membuatnya kesulitan beradaptasi, sehingga lini pertahanan semakin rentan meskipun mendapat bantuan dari Mees Hilgers.
5. Perbedaan Kualitas dan Ranking yang Jauh
Jarak peringkat FIFA yang signifikan antara kedua tim menjadi salah satu alasan utama kekalahan.
Indonesia yang berada di peringkat 116 dunia tidak mampu menandingi Jepang yang berada di peringkat 17 dunia, sehingga perbedaan level permainan sangat terasa.
Baca Juga: Xiaomi Pad 7S Pro Bawa Pengisian Cepat 120W, Ini Detail Bocoran Spesifikasinya