Tak cukup disitu, dalam penilaian kemampuan tugas direksi pun, dewas juga harus menyertaan lima dokumen pendukung, di antaranya, dokumen rencana bisnis, dokumen rencana kerja dan anggaran Perumda PPJ, dokumen laporan keuangan, dokumen laporan hasil pengawasan dan dokumen kontrak kinerja.
Baca Juga: Warga Cikeas Udik Digegerkan dengan Penemuan Mayat dengan Kepala Terikat Lakban
Terlepas dari itu, Gatut mengungkapkan sejumlah alasan khusus mengapa dewas merekomendasikan komposisi direksi saat ini, yakni Direktur Utama Muzakkir, Direktur Umum Jenal Abidin, dan Direktur Operasional Deni Ari Wibowo, dipertahankan.
Menurut Gatut, direksi mampu membuktikan kinerjanya selaras dengan rencana bisnis yang telah ditetapkan diawal mereka menjabat.
Terlebih bila merujuk penilaian auditor independen yang terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2019, auditor memberikan skor 53,5 untuk torehan kinerja direksi. Setahun berselang, skor itu naik menjadi 58, dan pada 2021 diberi skor 63.
"Skor pada tahun 2022 memang sedikit turun menjadi 61,5. Tapi hal itu pun beralasan. Karena saat itu perusahaan menerima penyertaan modal pada Oktober 2022," jelasnya.
"Dan perlu dicatat pula, direksi saat ini mampu melalui badai pandemi tanpa harus melakukan pengurangan karyawan. Gaji karyawan sepanjang itu pun terjaga, padahal pasar sedang tutup," sambung Gatut.
Selain basis kinerja korporasi, dewas juga mencoba realistis dengan situasi Perumda PPJ yang saat ini tengah susah payah membangun sejumlah pasar. Seperti diketahui, program revitalisasi masih berjalan di tiga pasar. Mulai dari Pasar Sukasari, Pasar Jambu Dua dan Pasar Merdeka.
"Direksi saat ini kompak, mereka telah membuktikan mereka mampu dengan melewati banyak situasi sulit," pungkas dia.***