"Yang pertama adalah latar belakang anggota kabinet kan berbeda beda kata beliau, ada aktivis, ada budayawan, ada juga politisi. Oleh karena itu harus disamakan frekuensinya, harus disamakan perspektifnya, karena latar belakang yang berbeda tadi," jelasnya.
"Bapak Presiden terpilih menyampaikan konsentrasi global, ada tentang geopolitik, geoglobal, ada tentang mazhab kepala negara dan beliau menanamkan, menyampaikan dan menggarisbawahi kepada kita tentang seni mengelola negara secara handal, atau tentang seni keterampilan mengelola negara," sambungnya.
Baca Juga: Innalillahi, 141 Orang Meninggal Akibat Kecelakaan di Bogor
Selain menyamakan frekuensi, pembekalan ini juga mengajarkan prioritas apa yang akan dijalankan pemerintahan ke depan dan mendengar berbagai narasumber.
Para narasumber berbicara tentang pemberantasan korupsi dari perspektif internasional, artificial intelligence (AI), hingga kisah sukses pertumbuhan ekonomi yang impresif di Dubai.
"Jadi kami satu hari ini dibukakan perspektifnya, disamakan frekuensinya dan kita lebih memahami apa yang diinginkan oleh Presiden terpilih," ungkap Bima Arya.***