Minggu, 21 Desember 2025

Dikritik Tidak Transparan, Wali Kota Ayep Zaki Siap Buka-bukaan soal Data Wajib Pajak di Sukabumi

- Minggu, 3 Agustus 2025 | 18:10 WIB
Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki tengah memberikan keterangan.
Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki tengah memberikan keterangan.



METROPOLITAN.ID - Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki menyatakan komitmennya untuk membuka ruang dialog secara luas terkait persoalan Wajib Pajak (WP) bermasalah yang tengah menjadi perbicaraan hangat di Gedung DPRD.

‎Ia menegaskan bahwa penyelesaian isu pajak daerah harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk DPRD, lembaga penegak hukum, dan para Wajib Pajak itu sendiri.

‎Pernyataan ini disampaikan menanggapi kritik dari anggota Komisi II DPRD, Inggu Sudeni, yang menilai Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) tidak transparan dalam menyampaikan data WP.

‎“Saya siap berdiskusi terbuka, bahkan saya aktif komunikasi dengan Kejaksaan dan KPK agar langkah kita tetap di jalur hukum,” ujar Ayep Zaki pada Sabtu, 2 Juli 2025 kemarin.

‎Wali Kota Sukabumi juga mendorong Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk memeriksa penerimaan daerah, tidak hanya fokus pada sisi belanja.

‎Menurutnya, audit menyeluruh termasuk dari sektor pajak sangat penting untuk memastikan tata kelola anggaran berjalan adil dan akuntabel agar tidak menjadi polemik di tengah masyarakat.

‎Dalam waktu dekat, Ayep Zaki menyebut akan dilakukan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT) oleh BPK yang berfokus pada aliran dana masuk ke kas daerah.

‎"Kalau penerimaan daerahnya tidak sehat, kita tidak bisa berbuat banyak untuk pembangunan,” tegasnya.

‎Ia pun membuka pintu dialog seluas-luasnya, baik dengan DPRD maupun para wajib pajak.

‎“Kalau ada yang ingin berdiskusi, saya terbuka. Tidak harus menunggu forum resmi. Tapi kalau perlu forum formal, saya siap hadir bersama BPKPD dan Kantor Pajak Pratama,” tambahnya.

‎Ayep Zaki menegaskan, keterbukaan ini bagian dari upaya membangun budaya pemerintahan yang bersih dan melayani.

‎“Kita ingin hasil pembangunan dirasakan langsung masyarakat, bukan justru terbebani karena ada kebocoran pajak atau data yang tidak terbuka,” ujarnya.

‎Dalam konteks jangka panjang, ia menyebut tata kelola perpajakan yang baik akan memperkuat kemandirian fiskal daerah.

‎“Kalau PAD kita kuat, kita tidak selalu bergantung pada transfer pusat. Ini penting agar pembangunan di Sukabumi tidak tersandera birokrasi anggaran,” pungkasnya. (UM)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X