METROPOLITAN.ID - Pondok Pesantren Modern Dzikir Al-Fath Sukabumi kian menegaskan kiprahnya sebagai pelopor pesantren kontributif berskala global. Melalui integrasi pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan ekonomi, pesantren ini kini menjadi rujukan nasional.
Puncaknya ditandai dengan prosesi pelepasan ratusan santri ke lima negara Arab Saudi, Jepang, Kuwait, Turki, dan Dubai untuk menjalankan misi dakwah sekaligus bekerja secara resmi di luar negeri.
Acara ini berlangsung di Aula Syeikh Quro pada Rabu, 6 Juli 2025 yang turut disaksikan langsung oleh Kasubdit Pendidikan Muadalah dan Diniyah Formal Kementerian Agama RI, Dr. Endi Suhendi, MA.
Pimpinan Ponpes, KH. Muhammad Fajar Laksana, menjelaskan bahwa seluruh santri telah mengikuti pelatihan intensif, termasuk penguasaan bahasa asing, keterampilan kerja, serta pendalaman ilmu agama.
Mereka kata Fajar akan ditempatkan di lokasi strategis, termasuk Masjidil Haram, sebagai representasi dakwah dan citra positif bangsa Indonesia.
“Ini bukan semata soal ekonomi, tetapi bagian dari misi dakwah dan diplomasi budaya Islam wasathiyah Islam yang damai, inklusif, dan berkeadaban,” tegas KH. Fajar.
Ia menambahkan, Dzikir Al-Fath ingin mencetak santri sebagai kader ulama sekaligus pemimpin global yang siap bersaing dan membawa manfaat bagi umat.
Program internasional ini merupakan hasil kemitraan strategis pesantren dengan lembaga penyalur tenaga kerja profesional berbasis keislaman.
Dzikir Al-Fath tercatat sebagai salah satu pelopor dari lingkungan pesantren dalam pengiriman tenaga kerja terlatih ke luar negeri.
Di dalam negeri, pesantren ini juga aktif mengirim dai ke daerah pelosok dan kawasan minoritas seperti Pulau Buru di Maluku.
Di sana dimanfaatkan untuk mengembangkan berbagai unit usaha produktif seperti konveksi, pertanian, peternakan, hingga industri kreatif yang dikelola langsung oleh para santri sebagai fondasi kemandirian ekonomi.
Dr. Endi Suhendi menyatakan bahwa Dzikir Al-Fath layak menjadi role model nasional dalam transformasi pesantren modern.
Pemerintah, lanjutnya, berkomitmen memperkuat pesantren-pesantren progresif melalui berbagai dukungan, termasuk beasiswa, program inkubasi bisnis, dan pengakuan pendidikan pesantren yang setara dengan pendidikan formal.
“Pesantren hari ini bukan hanya penjaga moral, tetapi bagian dari solusi strategis menghadapi tantangan sosial dan ekonomi bangsa,” ujarnya. (UM)