Minggu, 21 Desember 2025

Amoeba Pemakan Otak Apakah Ada di Indonesia? Tewaskan 19 Orang di India

- Sabtu, 20 September 2025 | 18:42 WIB
Berikut penjelasan soal Naegleria fowleri atau amoeba pemakan otak, lengkap dengan gejala dan cara cegah jika terinfeksi. (PIXABAY/sbtlneet)
Berikut penjelasan soal Naegleria fowleri atau amoeba pemakan otak, lengkap dengan gejala dan cara cegah jika terinfeksi. (PIXABAY/sbtlneet)

Amoeba kemudian berjalan menuju otak melalui saluran olfaktori dan menyebabkan penyakit yang disebut meningoensefalitis amebik primer (PAM).

Penyakit ini sangat langka, namun memiliki tingkat kematian yang sangat tinggi, mencapai lebih dari 95% dari kasus yang tercatat.

Gejala infeksi PAM biasanya muncul dalam waktu satu hingga sembilan hari setelah terpapar, dimulai dengan sakit kepala, demam, muntah-muntah, dan leher kaku.

Seiring waktu, gejala dengan cepat berkembang menjadi lebih serius, seperti kejang kejang, halusinasi, perubahan kondisi mental, dan koma.

Berikut penjelasan soal Naegleria fowleri atau amoeba pemakan otak, lengkap dengan gejala dan cara cegah jika terinfeksi.
Berikut penjelasan soal Naegleria fowleri atau amoeba pemakan otak, lengkap dengan gejala dan cara cegah jika terinfeksi. (Freepik)

Sangat penting untuk segera mencari perawatan medis jika gejala-gejala ini muncul setelah melakukan aktivitas di perairan tawar hangat.

Apakah amoeba pemakan otak ada di Indonesia?

Meskipun laporan kasus di India menjadi peringatan, masyarakat Indonesia tidak perlu panik.

Hingga saat ini, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia secara resmi belum menerima laporan mengenai kasus infeksi Naegleria fowleri.

Baca Juga: Jadwal Ganjil Genap dan One Way Puncak Bogor 20-21 September 2025

Kehadiran organisme ini memang tercatat di berbagai negara beriklim hangat, terutama Amerika Serikat, India, Pakistan, dan Australia, namun tidak secara langsung berarti bahwa Indonesia bebas sepenuhnya dari risiko.

Para pakar menyebutkan bahwa kondisi iklim tropis Indonesia yang kaya akan perairan tawar hangat, seperti danau, sungai, dan sumber air panas, secara teoritis memungkinkan habitat bagi amoeba ini.

Oleh karena itu, pentingnya edukasi dan kesadaran masyarakat mengenai risiko dan cara pencegahan infeksi ini sangat dibutuhkan.

Penyakit ini mungkin merupakan kasus yang sangat jarang, tetapi tingkat kematiannya yang tinggi menjadikannya ancaman serius yang tidak dapat diabaikan.

Baca Juga: Manchester United Dapat Kabar Baik, Cunha dan Mount Pulih Jelang Lawan Chelsea

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X