METROPOLITAN.ID - Di balik wajah teduhnya, Kapten CZI Ahmad Fauzi menyimpan kisah perjalanan panjang seorang prajurit yang ditempa medan berat, dari padang pasir Sudan hingga pegunungan terjal Papua.
Fauzi menapaki jalannya sebagai perwira TNI AD sejak masuk Akademi Militer pada 2008. Empat tahun kemudian, ia lulus dengan prestasi membanggakan, peringkat kedua dari 303 taruna.
Sebagai lulusan Zeni, Fauzi memulai perjalanan kariernya dengan pendidikan dasar kecabangan di Bogor pada 2012. Enam bulan ditempa, ia keluar sebagai lulusan terbaik.
Tahun berikutnya, penempatan pertamanya dimulai di Yonzipur 8/SMG, Makassar. Di satuan inilah ia mengabdi selama 11 tahun, meniti dari jabatan Danton hingga Danki.
Namun, perjalanan Fauzi bukan sekadar rutinitas militer. Pada 2015–2016, ia terpilih masuk kontingen Garuda XXXV-A/UNAMID di Sudan. Sebuah pengalaman internasional yang tak hanya menguji fisik, tetapi juga mental dalam menjaga perdamaian dunia.
"Selama menjadi kontingen Garuda, banyak hal yang sangat bernilai, salah satunya tentang perdamaian dan kemanusiaan," kata Fauzi, Rabu 24 September 2025.
Dua tahun berselang, prajurit kelahiran Tangerang, 16 Juni 1988 ini kembali turun langsung dalam operasi kemanusiaan dan penanggulangan bencana gempa dan tsunami di Palu dan Sigi, Sulawesi Tengah.
Ujian sesungguhnya hadir pada 2019, ketika Fauzi ditugaskan di Papua. Sebagai Pasiop Satgas, ia memimpin pembangunan jembatan dan jalan nasional di Nduga, jalur vital bagi roda perekonomian.
Penugasan itu pasca tragedi berdarah. Di Distrik Mbuwa, 27 pekerja proyek menjadi korban pembantaian oleh KKB.
“Itu momen yang tidak akan pernah saya lupakan,” kenangnya.
Meski sempat terjadi kontak tembak, Satgas tetap menyelesaikan proyek dengan dukungan warga setempat. Selama hampir satu tahun, Fauzi berada di medan berat Papua, memastikan jalur penghubung itu akhirnya berdiri.
Sekembalinya ke Makassar pada 2021, Fauzi melanjutkan pengabdiannya dengan cara berbeda. Membantu pemerintah daerah setempat agar tetap kondusif dari aspek keamanan dan ketertiban.
Dua tahun kemudian, ia kembali menorehkan prestasi. Saat mengikuti pendidikan Diklapa untuk peralihan dari Perwira Pertama ke Perwira Menengah, Fauzi lagi-lagi tampil sebagai lulusan terbaik.
Sejak 2023, kariernya berlanjut di Pusziad TNI AD Matraman, Jakarta. Ia mengemban amanah berlapis, dari Kasi Binorg hingga Kasi Binkar. Puncaknya, pada Juni 2025, ia dipercaya menjabat Danramil di Sawangan, Bojongsari, Depok.
Di wilayah baru ini, Fauzi langsung menyatu dengan masyarakat. Dengan latar belakang keluarga pesantren Betawi, ia diterima hangat oleh warga yang dikenal agamis.
“Masyarakat sangat proaktif dan mendukung kegiatan sosial maupun pengamanan. Saya merasa pulang ke rumah sendiri,” tuturnya.
Ia kerap diundang menjadi pembicara di acara pemuda, mendorong generasi muda Bojongsari menjadi agen perubahan.
Perjalanan Kapten CZI Ahmad Fauzi adalah mosaik tentang dedikasi seorang prajurit. Dari gurun Sudan, tanah gempa Palu, hingga hutan Papua, kini pengabdiannya kembali pada rakyat, di lingkup yang lebih dekat, di jantung masyarakat Sawangan, Kota Depok. (Ali)
Keterangan: Kapten CZI Ahmad Fauzi
Foto: dok. Pribadi