Minggu, 21 Desember 2025

Waduh! Kota Sukabumi Kena 'Lampu Kuning' Gegara Belanja Pegawai, Pemkot Pilih Terapkan Moratorium ASN

- Selasa, 2 Desember 2025 | 21:30 WIB
Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki saat memberikan penjelasan kepada Komisi II DPR RI.
Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki saat memberikan penjelasan kepada Komisi II DPR RI.



METROPOLITAN.ID - Pemerintah Kota atau Pemkot Sukabumi menegaskan perlunya rasionalisasi aparatur sipil negara akibat tingginya beban belanja pegawai yang kini mencapai 49 persen dari APBD.

‎Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki menyebut angka tersebut sudah sangat berat dan harus segera ditekan demi menjaga kesehatan fiskal daerah.

‎"Setiap tahun sekitar 200 ASN memasuki masa pensiun. Karena itu, Pemkot menerapkan moratorium rekrutmen ASN baru dan memaksimalkan penugasan aparatur yang ada," kata dia, Selasa, 2 Desember 2025.

‎Kondisi ini ujarnya, diperberat oleh pemangkasan anggaran dari pemerintah pusat sehingga efisiensi menjadi keharusan.

‎Pemkot juga terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk mencari solusi fiskal jangka panjang, termasuk terkait status dan kebutuhan ASN P3K.

‎Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi II DPR RI Aria Bima menegaskan kunjungan kerja pihaknya ke Kota Sukabumi dilakukan secara spesifik untuk mengevaluasi kinerja pemerintahan daerah.

‎Kota Sukabumi menjadi salah satu daerah pilihan dalam rangkaian kunjungan Komisi II untuk menilai capaian 8 bulan masa kerja Wali Kota.

‎Dalam pertemuan tersebut, para kepala dinas memaparkan kinerja, kondisi riil, serta prospek pembangunan. Komisi II menilai fondasi utama kinerja pemerintahan daerah bertumpu pada kualitas ASN.

‎Digitalisasi layanan publik menjadi salah satu aspek yang dinilai mengalami kemajuan, dengan peningkatan kompetensi digital ASN dilakukan bertahap sesuai kapasitas daerah.

‎Aria Bima juga memberi perhatian khusus pada struktur belanja pegawai yang mencapai 48–49 persen APBD dan masuk kategori lampu kuning.

‎Ia menegaskan belanja aparatur tidak boleh melampaui belanja publik agar fiskal tetap sehat.

‎Selain itu, keberadaan P3K yang terus bertambah turut menambah tekanan APBD sehingga jumlah dan kebutuhannya perlu dihitung ulang.

‎Komisi II, lanjutnya, tengah mencari formulasi ideal untuk penataan ASN maupun P3K di seluruh daerah. (Bim)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X