metropolitan-network

Karantina Papua Selatan Gerak Cepat Cegah Penyakit Demam Babi Afrika di Bandara Mopah

Sabtu, 14 Desember 2024 | 12:41 WIB
Karantina Papua Selatan gerak cepat memberikan imbauan untuk waspada penyakit demam babi Afrika atau ASF. (Dok Karantina Papua Selatan )

METROPOLITAN.ID - Karantina Papua Selatan melalui Satuan Pelayanan (Satpel) Bandara Mopah memberikan sosialisasi kewaspadaan penyakit demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) kepada pemangku kepentingan di Bandara Mopah.

Selain kepada penumpang dan porter yang bertugas di Bandara, Karantina Papua Selatan juga berikan pamflet ke agen jasa pengiriman yang biasa melalulintaskan barang dan media pembawa ke beberapa daerah tentang imbauan waspada demam babi Afrika atau ASF. 

Karantina Papua Selatan turut menjelaskan Surat Edaran (SE) Deputi Bidang Karantina Hewan Badan Karantina Indonesia terkait dengan pelarangan lalulintas daging babi, sei babi, sosis babi, dan produk olahan babi lainnya ke Nabire, Papua Tengah sebagai pencegahan demam babi Afrika atau ASF. 

Baca Juga: Hasil Drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Eropa Sudah Keluar, Berikut Rinciannya!

Menurut Kepala Karantina Papua Selatan Cahyono, sosialisasi ini agar masyarakat semakin waspada terhadap penyakit demam babi Afrika.

Walaupun sifat penyakit tidak zoonosis, namun tingkat kematian pada ternak babi mencapai 100 persen.

"Kerugiannya sangat tinggi, untuk itu mari sama-sama jaga Papua Selatan agar tetap aman" ungkap Cahyono dalam keterangan yang diterima Metropolitan.id.

Baca Juga: Daftar 6 Smartphone Lipat dari Berbagai Merek yang Rilis di Indonesia dengan Spesifikasi Canggih

Bandar Udara Mopah menjadi target awal sosialisasi dikarenakan lalulintas orang dan barang dari dalam dan keluar Merauke tergolong tinggi, Karantina ingin gerak cepat dalam memberikan informasi guna mencegah masuk wabah ini ke Merauke, Papua Selatan.

Selain itu, Karantina lakukan pemasangan x-banner di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Sota. Ini menjadi penting karena PLBN merupakan lalulintas orang Papua Nugini dan Indonesia yang beraktivitas di pintu gerbang Indonesia tersebut. (*/els)

Tags

Terkini