metropolitan-network

Polisi Turun Tangan Selidiki Kasus Keracunan Makanan di Palabuhanratu Sukabumi

Jumat, 9 Mei 2025 | 14:29 WIB
Kapolres Sukabumi AKBP Samian dan Camat Palabuhanratu Deni Yudhono saat menjenguk korban dugaan keracunan massal. (UM)

METROPOLITAN.ID – Polres Sukabumi turun tangan menyelidiki kasus keracunan massal di Kampung Babadan, Kelurahan Palabuhanratu, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.

Sedikitnya, ada 106 orang yang mengalami gejala keracunan makanan usai menyantap hidangan pada acara haul di rumah salah satu warga pada Rabu, 7 Mei 2025.

Beberapa jam setelah menyantap makanan yang disediakan tuan rumah, para tamu mulai mengeluhkan gejala mual, pusing, muntah hingga diare secara bersamaan.

Kapolres Sukabumi AKBP Saiman mengatakan, saat ini tim tengah melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab pasti keracunan massal tersebut.

"Kami telah mengumpulkan sampel makanan dari lokasi kejadian dan mengirimkannya ke laboratorium. Selain itu, kami juga meminta keterangan dari sejumlah saksi dan pihak keluarga," ujar Saiman, Jumat, 9 Mei 2025.

Menurutnya, penanganan kasus dugaan keracunan ini menjadi prioritas, mengingat jumlah korban yang cukup banyak dan potensi ancaman keselamatan warga lainnya.

"Kami juga membuka posko pengaduan bagi warga yang merasakan gejala serupa namun belum sempat memeriksakan diri," terangnya.

Sampel makanan seperti nasi, lauk, serta minuman yang dikonsumsi warga kini sedang diuji untuk mengetahui kandungan zat berbahaya yang mungkin menjadi penyebab keracunan.

Hasil uji laboratorium diharapkan bisa segera keluar agar langkah medis dan hukum dapat ditindaklanjuti secara cepat dan tepat.

Sementara itu, Camat Palabuhanratu Deni Yudhono mengatakan, dari total korban, 54 orang harus dilarikan ke RSUD Sekarwangi karena mengalami gejala cukup berat.

Sementara sisanya ditangani di beberapa fasilitas kesehatan terdekat.

"Laporan awal menyebutkan semua korban sebelumnya menyantap nasi kotak yang dibagikan dalam acara tersebut," kata Budi, Kamis, 8 Mei 2025.

Ironisnya, tuan rumah yang menggelar tahlilan juga menjadi salah satu korban.

Diketahui, seluruh hidangan pada acara itu dimasak sendiri oleh keluarga tanpa menggunakan jasa katering yang menambah fokus penyelidikan terhadap bahan makanan yang digunakan. (UM)***

Tags

Terkini