METROPOLITAN.ID - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok menggelar sekolah gratis dengan menyiapkan 33 SMP Swasta dan 11 MTs Swasta dalam program Rintisan Sekolah Swasta Gratis.
Pantauan di lokasi, Selasa 1 Juli 2025, pendaftaran hari pertama program ini dipenuhi ratusan orang tua siswa yang akan mendaftarkan anaknya masuk ke sekolah gratis.
Orang tua siswa sangat antusias menyambut program sekolah gratis swasta yang menyediakan sebanyak kurang lebih 3.000 kuota.
Tampak di ruang tunggu, ratusan orang tua siswa duduk di lantai sambil menunggu panggilan nomor antrian oleh panitia pendaftaran.
Mereka datang dari berbagai kecamatan di Kota Depok. Bahkan ada salah satu warga yang tiba pukul 06.00 WIB di lantai 10 Gedung Baleka II Pemkot Depok untuk mendapatkan nomor antrian.
"Sampai disini jam 6 pagi. Brangkat dari Citayam. Anak saya sudah daftar di sekolah swasta dan ngasih uang pangkal. Tapi sekolahnya masuk ke daftar sekolah swasta gratis, makanya saya kesini untuk daftarkan anak," kata Eli, salah satu orang tua siswa.
Senada disampaikan Fitri, orang tua siswa asal Grogol, Kecamatan Limo. Anaknya tidak diterima di SMP Negeri baik jalur zonasi maupun prestasi.
"Bagus sih ada program sekolah swasta gratis. Terutama buat anak yang nggak diterima di sekolah Negeri kan bisa tetap daftar di swasta. Gratis," ujarnya.
Panitia pendaftaran sekolah swasta ini menyiapkan 8 loket pendaftaran. Untuk meminimalisir luapan pendaftar di aula, panitia memanggil setiap 20 orang tua siswa.
Sementara itu, Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kota Depok, Muhammad Yusuf mengatakan, pendaftaran sekolah gratis akan dibuka dari tanggal 1 sampai 5 Juli 2025 dari jam 08.00-14.00 WIB.
"Hari ini pertama (pendaftaran), euforia nya tinggi. Brapa pun jumlahnya hari ini kita layani lewat 8 loket sampai jam 2 siang," kata Yusuf.
Terkait siswa yang telah mendaftar di sekolah swasta dan membayar uang pangkal, uang dikembalikan oleh pihak sekolah.
Sebagai informasi,program sekolah swasta gratis dari Pemkot Depok ini sebagai langkah solusi mengingat ada sekitar 20 ribu lulusan SD tak tertampung di SMP Negeri. (Ali)