metropolitan-network

Antisipasi Bencana, BPBD Kota Sukabumi Perkuat Monitoring dan Edukasi Warga

Jumat, 1 Agustus 2025 | 14:45 WIB
BPBD Kota Sukabumi saat membersihkan sampah di aliran sungai yang menjadi penyebab banjir di Karangtengah, Kota Sukabumi. (UM)


METROPOLITAN.ID - Menghadapi potensi bencana alam akibat cuaca ekstrem, Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kota Sukabumi meningkatkan intensitas pemantauan di sejumlah wilayah rawan.

‎Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taufik mengatakan, pemantauan wilayah rawan merupakan bagian dari strategi mitigasi yang berfokus pada pencegahan bencana.

‎"Kami melakukan monitoring berkala di titik-titik yang memiliki risiko tinggi seperti lereng rawan longsor dan wilayah aliran sungai," ujar Novian, Jumat, 1 Agustus 2025.

‎Tim BPBD juga diterjunkan langsung ke lapangan untuk mengevaluasi kondisi infrastruktur, kemiringan lereng, serta sistem drainase sebagai bahan evaluasi dan mitigasi.

‎Data yang dikumpulkan akan dijadikan dasar rekomendasi teknis kepada pemerintah daerah dalam penanganan dini potensi bencana.

‎"Selain pemetaan, BPBD juga menyasar pendekatan kultural melalui edukasi kepada masyarakat," ungkapnya.

‎Menurutnya, sosialisasi digelar di berbagai kelurahan rawan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan membangun kesadaran warga terhadap tanda-tanda awal bencana.

‎"Kami dorong masyarakat agar tidak hanya menjadi objek, tapi juga subjek dalam pengurangan risiko bencana," sambung Novian.

‎Ia menekankan pentingnya laporan warga terkait gejala-gejala alam yang mencurigakan, seperti retakan tanah atau naiknya permukaan air sungai secara tiba-tiba.

‎Berdasarkan sebaran lokasi, sepanjang Juli 2025, BPBD telah menjangkau lebih dari 12 titik pemantauan di enam kecamatan.

‎Kawasan seperti Cikundul, Subangjaya, dan Karang Tengah tercatat sebagai daerah prioritas karena karakteristik geografisnya yang rentan.

‎Sejumlah temuan penting mencakup tumpukan sedimentasi di sungai permukiman serta rusaknya saluran pembuangan air.

‎BPBD merekomendasikan langkah teknis seperti pengerukan dan pembenahan infrastruktur drainase untuk menekan risiko banjir.

‎Tak hanya itu, pembentukan tim siaga bencana tingkat kelurahan juga sedang digalakkan.

Tim ini akan dilatih untuk tanggap darurat secara mandiri sebelum bantuan dari instansi teknis datang.

‎"Ini bagian dari upaya kami memperkuat ketahanan lokal," pungkas Novian. (UM)***

Tags

Terkini