metropolitan-network

Sukabumi Dilanda Longsor dan Banjir, Pengamat: Kerusakan Resapan Air Terlambat Diatasi

Minggu, 7 Desember 2025 | 19:38 WIB
Proses penanganan tebing longsor yang memutus jalan penghubung dua desa di Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi.


METROPOLITAN.ID - Hujan lebat yang mengguyur Sukabumi dalam dua hari terakhir kembali memicu banjir dan longsor di sejumlah titik. Fenomena ini disebut sebagai siklus tahunan yang tak kunjung mendapat penanganan tuntas.

‎Pengamat lingkungan Sukabumi, Ari Igo Amos menilai persoalan utama berada pada menurunnya kemampuan tanah menyerap air, diperparah buruknya sistem drainase dan minimnya kedisiplinan masyarakat menjaga lingkungan.

‎“Kita seperti mengulang bencana yang sama setiap tahun. Drainase tidak lagi mampu menampung air, saluran irigasi dangkal, dan jaringan resapan tanah sudah rusak,” ujar Ari saat diwawancarai wartawan, Sabtu, 6 Desember 2025.

‎Menurutnya, penghijauan saja tidak cukup menahan laju air, terlebih curah hujan hanya mampu diserap sekitar 5–10 persen.

‎Ari menduga kerusakan jaringan bawah tanah bersifat struktural dan membutuhkan waktu puluhan tahun untuk pulih.

‎“Kalau pun diperbaiki hari ini, hasilnya baru terlihat sekitar 30 tahun ke depan. Kerusakan ini sudah lama berlangsung,” tegasnya.

‎Ia merekomendasikan rehabilitasi kawasan hutan dan penanaman vegetasi yang efektif menyerap air seperti Vetiver Grass atau rumput akar wangi.

‎Rumput tersebut dinilai mampu menahan erosi, menjaga kelembapan tanah, serta bertahan pada rentang suhu ekstrem.

‎Untuk penanganan cepat, Ari menyarankan pemerintah melakukan normalisasi dan peningkatan kapasitas drainase, disertai pemeliharaan berkala.

‎Pada jangka panjang, ia menilai perlu penguatan resapan air melalui pembuatan biopori, perkerasan permeabel, hingga pengembangan taman hujan.

‎“Perencanaan tata ruang harus tegas. Jangan korbankan lahan hijau demi investasi. Jika daerah resapan hilang, bencana hanya tinggal menunggu waktu,” katanya.

‎Ari juga menekankan pentingnya peran masyarakat. Ia menyebut sampah yang selalu muncul ketika banjir terjadi merupakan bukti persoalan lingkungan bukan hanya soal cuaca, tapi juga perilaku. (ms)

Tags

Terkini