METROPOLITAN.ID - Proyek galian kabel optik yang digarap oleh perusahaan anggota Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (APJATEL) di wilayah Tapos, Depok, menuai protes keras dari warga.
Pasalnya, galian yang seharusnya memperindah infrastruktur malah dibiarkan terbengkalai hingga berbulan-bulan, menimbulkan kerugian materiil, kecelakaan, dan kemacetan.
Lubang galian yang menganga tanpa perbaikan selama hampir dua bulan ini telah memakan korban. Sejumlah kendaraan, termasuk truk besar, dilaporkan terperosok di lubang galian tersebut.
Salah satu warga yang paling dirugikan adalah Rina, pemilik usaha di Tapos. Ia mengungkapkan kekecewaannya karena galian dibiarkan terbuka persis di depan tokonya.
"Galian di depan toko saya sudah dua bulan tapi tidak segera diperbaiki, malah dibiarkan saja. Akibatnya kendaraan langganan saya susah untuk parkir dan seringkali kepentok," ujar Rina dengan nada kesal, Minggu 14 Desember 2025.
Lebih parah lagi, Rina mengaku tak ada pemberitahuan sama sekali dari pihak APJATEL sebelum galian dimulai. Karena tak kunjung dikerjakan, ia bahkan berinisiatif memperbaiki sendiri galian tersebut agar tidak membahayakan.
"Ini sudah dua bulan tidak dikerjakan, mereka galian terus ditinggal. Makanya saya inisiatif memperbaiki sendiri. Awas aja kalau dibongkar lagi!" tegasnya.
Kerusakan juga meluas. Kemarin, sebuah truk jeblos di depan minimarket, juga akibat galian kabel yang tidak ditutup. Warga menuntut agar pekerjaan segera dituntaskan.
"Kita pengennya segera diselesaikan dulu, jangan hanya digali-dibongkar terus. Apalagi ini jalannya pas-pasan dan mereka menggali tanpa permisi ke kita. Ini kan perusahaan besar, harusnya ada jam kapan pekerjaan ini selesai," pungkas Rina.
Menyikapi keluhan warga yang meresahkan, Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Depok, Abdul Khoir, angkat bicara. Ia menyebut pekerjaan galian kabel APJATEL tersebut tampak seperti proyek yang mangkrak.
"Karena setelah digali tidak langsung dikerjakan dan diselesaikan. Dan mereka tidak memasang rambu jalan dan penerangan di saat malam hari," kata Khoir.
Ia menekankan bahaya besar yang mengintai, terutama menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru di mana volume lalu lintas dipastikan meningkat.
"Galian berada di pinggir jalan, sangat membahayakan pengendara. Kita pengennya segera ada penanganan," jelasnya.
Khoir mengakui bahwa pemindahan jaringan utilitas ke bawah tanah adalah langkah yang bagus secara estetika dan kenyamanan. Namun, ia menyayangkan cara pengerjaannya yang melalaikan keselamatan publik.