"Hal ini akan mengurangi kebutuhan pelajaran wajib," imbuh Budiman.
Baca Juga: Masalah Sepele Gegara Nggak Dijemput, Pria di Ciawi Dikeroyok Saudara Sendiri
Sehingga, kata dia, siswa bisa memiliki waktu luang untuk belajar hal lain diluar kecerdasan inti.
Selain itu, sambung Budiman, negara harus turun tangan dalam memberikan anggaran Edupay, dimana Siswa dan guru harus mendapatkan subsidi membeli buku dan aplikasi yang terkurasi.
Sementara di solusi pendidikan yang lebih tinggi, Budiman menyebut ide besar yang diambil adalah memerdekakan masyarakat untuk membuktikan diri dalam penguasan ilmu tanpa batasan usia dan tempat.
Baca Juga: Disambut Upacara Adat Itum, Capres Anies Baswedan Tiba di Kotamobagu
“Kita membayangkan adanya sistem kompetensi nasional (SKN) di level lulus kuliah atau bekerja. Sehingga kita berharap adanya pemisahan antara proses belajar dengan proses ujian. Negara menyelenggarakan ujian untuk mata kuliah terstandarisasi," urai dia.
“Jadi siapapun bisa mengambil standar kompetensi. Belajar di level kuliah atau vokasi bisa dimanapun. Kampus tradisional, kampus online, hybrid, kamus industri, dan lainnya bisa ikut ujian. Yang penting kita menjamin evaluasi penilaiannya, yakni menguji hal yang tepat dengan cara yang tepat.”pungkas Budiman Sudjatmiko.***