METROPOLITAN.ID - Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Gibran, Budiman Sudjatmiko mewanti-wanti bahwa Indonesia tidak boleh kehilangan kesempatan mencapai Indonesia Emas 2045.
Prabowo Gibran menilai Kesempatan itu hanya bisa didapatkan dengan SDM dan sistem pendidikan yang kuat.
Saat ini, kata Budiman Sudjatmiko, Prabowo Gibran dalam menyusun program kerja.
Baca Juga: Paksa Anak Mengamen hingga Berujung Penganiayaan, Ayah Kandung di Parung Kini jadi Tersangka
"Target mencapai SDM yang kuat menuju Indonesia emas 2045 adalah prioritas Prabowo Gibran dalam menyusun program kerja, terutama pendidikan. Jendela kesempatan kita untuk membangun SDM hanya 8-10 tahun maksimal," kata dia.
Budiman Sudjatmiko membeberkan sejumlah solusi yang akan ditempuh oleh Prabowo Gibran.
Dia membaginya menjadi 3 bagian bagian solusi, yaitu Solusi Pra-Sekolah, solusi pendidikan dasar dan menengah, dan solusi pendidikan tinggi.
Baca Juga: Erick Thohir Soal BUMN jadi Koperasi : Sama Saja Munculkan 1,6 Juta Pengangguran Baru
Dalam solusi pra-sekolah, Budiman menjelaskan bahwa Prabowo Gibran akan berinvestasi sejak anak Indonesia masih dalam kandungan.
“Pemberian bantuan vitamin dan gizi kepada Ibu Hamil menjadi pilihan. Kita harus memastikan anak-anak Indonesia, memiliki potensi tumbuh kembang yang baik, stunting bisa diminimalisir. Baik secara fisik dan nalar, (anak) harus tumbuh maksimal," tegas Budiman.
"Selain itu kita juga harus membangun critical intelligence anak dari usia sebelum sekolah. Edugames harus dimulai dari usia PAUD. Anak-anak Indonesia harus dibiarkan bermain dan mulai mengembangkan nalar sebelum duduk di bangku pendidikann dasar," imbuh dia.
Baca Juga: Masalah Sepele Gegara Nggak Dijemput, Pria di Ciawi Dikeroyok Saudara Sendiri
Di usia sekolah dasar dan pendidikan menengah, Budiman melihat perlunya memperbaiki skema sistem pendidikan Indonesia, terutama dalam standar kompetensi nasional.
“Indonesia perlu membuat standar kompetensi nasional sesuai dengan konsep kecerdasan inti atau core intelligence, yaitu kecerdasan memahami realita baik alam sekitar maupun sosial, kecerdasan berhitung, kecerdasan mengekspresikan ide baik lisan maupun tulisan dan kecerdasan penguasaan minimal dua bahasa," kata dia.