METROPOLITAN.ID - Bogor - Sepekan jelang Pemilihan Wali Kota (Pilwakot) Bogor 2024, terungkap elektabilitas pasangan calon (paslon) Rena Da Frina dan Achmad Teddy Risandi 'meroket' di angka 18,4 persen.
Hal ini diketahui dari temuan survei yang dilaksanakan Puspoll Indonesia pada 12-17 November lalu guna mengetahui preferensi politik masyarakat terhadap Pilwakot Bogor 2024.
Baca Juga: 5 Performa Pemain Pinjaman Olympique Marseille pada Awal Musim 2024-2025
Survei dilakukan secara wawancara tatap muka menggunakan kuesioner terstruktur. Jumlah sampel sebanyak 600 responden yang tersebar di seluruh kecamatan di Kota Bogor.
Survei Puspoll Indonesia menerapkan metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error ± (4 persen) pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Dari temuan Puspoll Indonesia, paslon Rena dan Teddy bertengger di peringkat tiga mendekati elektabilitas paslon Dedie Rachim-Jenal Muttaqien dan Atang Trisnanto-Annida Allivia.
Baca Juga: Asep Rizwan Efendi Gelar Reses, DPRD Kabupaten Sukabumi Diminta Perjuangkan Ketahanan Pangan
Puspoll Indonesia juga memotret sebanyak 34,7 persen masyarakat Kota Bogor berstatus pemilih bimbang (swing voters) dan 7,2 persen masih tidak tahu siapa pilihannya.
Temuan Puspoll Indonesia juga mengungkap 36,4 persen masyarakat Kota Bogor baru memantapkan pilihan paslonnya seminggu jelang Pilwakot atau ketika telah berada di dalam bilik suara.
"Kondisinya masih cair dan dinamis. Mengartikan bila dalam waktu satu Minggu ke depan menjelang pencoblosan masih bisa terjadi perubahan secara elektoral dalam pemilihan Wali Kota Bogor," ujar Peneliti Puspoll Indonesia, Luqmanul Hakim, Rabu 20 November 2024.
Baca Juga: Tempat Makan yang Ada di Kemang Jakarta Selatan, Murah Meriah dan Buka 24 Jam
Pengamat politik lokal dari Simpul Indonesia, Herry Setiawan, menilai, tren kenaikan suara Rena-Teddy sebab terjadinya perpindahan suara yang besar dari pemilih paslon lain.
Herry beranggapan, makin lama sosok Rena Da Frina juga terkesan lebih berani mensosialisasikan dirinya dan berkolaborasi dengan komunitas kesukuan yang awalnya dikenal mendukung paslon lain.
"Paslon Rena-Teddy semakin aktif menyambangi basis simpul suara (paslon) lain. Rasanya sosialisasi tersebut efektif untuk menambah kenaikan suaranya," kata Herry.