Senin, 22 Desember 2025

Evaluasi Setengah Tahun Pemerintahan Prabowo, Rocky Anggap Kabinet Butuh Reshuffle Segera

- Jumat, 18 April 2025 | 18:55 WIB
Presiden Prabowo Subianto saat berpidato. (Instagram/@prabowo)
Presiden Prabowo Subianto saat berpidato. (Instagram/@prabowo)


METROPOLITAN.ID - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto akan genap berjalan selama enam bulan pada 20 April 2025.

Dalam setengah tahun pertama kepemimpinannya, Prabowo telah menunjukkan berbagai langkah awal untuk menata arah pembangunan nasional.

Namun, di tengah berbagai upaya tersebut, muncul kritik tajam dari berbagai pihak, salah satunya dari pengamat politik, Rocky Gerung.

Baca Juga: Heboh Dokter PPDS UI Dilaporkan atas Dugaan Pelecehan, Universitas Indonesia Angkat Bicara!

Rocky menilai, sejumlah menteri di Kabinet Merah Putih tidak berhasil memahami visi pembangunan yang ingin diwujudkan oleh Presiden Prabowo.

Ia menyebut, meskipun Presiden Prabowo memiliki arah yang jelas mengenai pembangunan negara, banyak menteri tidak dapat memahami dan mengimplementasikan arah tersebut dengan baik.

"Bukan Prabowo yang tidak punya arah, tetapi kelihatannya kabinetnya tidak bisa memahami arah presiden. Saya kira itu paradoksnya," bunyi keterangan yang disampaikan melalui kanal YouTube pribadinya, pada Jumat, 18 April 2025

Baca Juga: Hotman Paris Sentil Hakim Kasus Cerai Baim Wong dan Paula Verhoeven

Pernyataan tersebut mengindikasikan ketidakcocokan antara visi pembangunan yang dimiliki oleh Presiden Prabowo dan pelaksanaannya oleh para menteri dalam kabinet.

Pihaknya juga menyoroti bahwa, masalah utama yang dihadapi oleh Kabinet Merah Putih adalah konsolidasi kepentingan partai politik yang terlibat.

Menurutnya, ketika partai-partai politik mulai berfokus pada kepentingan pragmatis mereka, ide besar mengenai keadilan sosial yang seharusnya menjadi fokus pembangunan justru hilang.

Baca Juga: Daftar Tempat Wisata yang Lagi Hits di Gunungkidul Yogyakarta Buat Liburan Akhir Pekan Kamu Nih

Hal ini, kata dia, terjadi karena setiap menteri dalam kabinet cenderung lebih memprioritaskan kepentingan partainya masing-masing daripada fokus pada pembangunan yang lebih besar bagi rakyat.

"Ketika partai-partai mulai bersifat pragmatis, maka ide besar tentang keadilan sosial itu hilang," jelas Rocky.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X