Minggu, 21 Desember 2025

Ku Jalani Cinta Segitiga Ini meski Sesaat (3)

- Sabtu, 14 Januari 2017 | 10:20 WIB

Hingga suatu hari, tiba-tiba ku dengar rumah tangga Pak Danar terguncang kemudian ku dengar menggugat cerai istrinya. Entah karena alasan apa. Antara percaya atau tidak percaya, dari cerita-cerita serta selentingan, katanya istri Pak Danar selingkuh.

Tidak, tak mungkin. Hatiku sama sekali tak percaya pada cerita tersebut. Bu Pipit seorang wanita berahklak tinggi, dirinya baik, selalu salat lima waktu padahal seorang mualaf. Dia juga berjilbab, tidak mungkin dirinya selingkuh. Sehari-hari ku tahu selain di kantor Ibu Pipit selalu berada di rumah bersama anak-anaknya, jarang sekali keluar rumah. Dia sangat mencintai suaminya, jadi tak mungkin selingkuh. Malah dari rumor ku dengar, sebelum Pak Danar menggugat cerai Ibu Pipit, Pak Danar termasuk bad boy, begitu istilah kerennya.

Diriku tak tahu artinya apa tapi dari penglihatanku Pak Danar orangnya gaul abis. Mungkin karena lama tinggal serta bersekolah di Jakarta. Diriku sama sekali tak mempercayai berita tersebut hingga akhirnya mereka benar-benar bercerai. Apakah hatiku harus senang? Di satu sisi hati ini bersorak, namun juga sedih. Kasihan mantan istrinya diusir dari rumah lalu anak-anaknya dirampas darinya. Ya, Bu Pipit kehidupannya memang sepertiku, berasal dari keluarga kelas menengah tak terpandang. Dirinya pasti tak berdaya menghadapi keluarga Pak Danar bersama keluarga besarnya jika menginginkan mereka pisah.

Hatiku tiada mungkin bergembira di atas penderitaan Bu Pipit. Sebagai perempuan diriku bisa memahami perasaan Bu Pipit setelah kehilangan suami juga anak-anaknya. Hatinya pasti sangat menderita. Tapi bagaimana dengan perasaanku? Hatiku mencintai Pak Danar.

Salahkah diriku jika perasaan berharap perasaanku terbalas? Ah, bagaikan mimpi di siang bolong. Tidak mungkin dirinya menyukaiku. Diriku hanya seorang pembantu juga hanya lulusan SMP. Gadis desa bau kencur tak tahu apa-apa selain rasa cinta baru pertama kurasa.

Bermimpi Pak Danar akan berpaling padaku? ha.. ha.. ha .. hatiku hanya bisa tertawa. Tetapi cinta semakin nyata, cinta tersimpan dalam hati. Sebulan sesudah perceraian, Pak Danar mulai sering datang berkunjung. Pada wajahnya ku lihat jelas kesedihan. Aku tak tahu cerita di balik perceraian mereka sesungguhnya. Diriku hanya memiliki perasaan cinta ku simpan di sudut hati paling dalam. Kadang-kadang Pak Danar datang membawa anak-anaknya sehingga membuat hatiku tergerak untuk mengurus mereka. Kasihan anak-anaknya. Dengan ketidak-hadiran ibunya mereka terlihat sangat sedih. Apalagi si bungsu baru berusia dua tahun. Benar-benar masih sangat membutuhkan kasih sayang dari ibunya.

(bis/els/dit)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Nenek Sakit, Suami nggak Kerja, Anakku Lahir Prematur

Kamis, 23 Februari 2023 | 19:00 WIB

Suami Lebih Mementingkan Keluarganya, Aku Harus Gimana?

Selasa, 21 Februari 2023 | 19:00 WIB

Ibuku tak Pernah Akur dengan Suami dan Anak-Anak 3

Kamis, 16 Februari 2023 | 19:00 WIB
X