Meski sikapnya sudah menyakitiku, hatiku tetap mencintainya. Aku mencoba selalu berpikir positif. Tak pernah kulupakan tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu melayani dengan sabar dan berbicara lembut. Cintaku masih lebih besar dibanding rasa benciku akibat merasa tertipu
YA, hatiku masih sangat mencintainya. Jadi kuputuskan untuk mencintai dengan caraku. Sampai akhirnya kuputuskan untuk membahasnya. “Kak, kalau kakak masih berhubungan dengan Kak Pipit, Nini tidak apa-apa jika ditalak. Asalkan kakak bisa rujuk lalu hidup bahagia bersama Kak Pipit. Nini ikhlas kak. Tapi Nini mohon jangan siksa Nini dengan keadaan ini. Kak Danar tidak mencintai Nini. Apakah Kak Danar tidak tersiksa dengan keadaan ini?”.
“Beri aku waktu Ni….” Hanya itu jawaban yang selalu kudapat dari bibirnya. Kalau sudah begitu, aku hanya bisa menggigit bibirku perih sambil menahan sakit. Ya, aku rela diceraikan, aku pasrah, bagaimana bisa kupaksakan kehendakku pada Danar. Bagaimana bisa kupaksakan Danar mencintaiku, sedangkan cintanya masih begitu besar pada Pipit.
Saat menatap sosokku di depan cermin, hatiku terkejut. Inikah wajahku yang berusia 19 tahun? Wajahku terlihat kusut, kurus dan tua. Apakah karena selalu mengorbankan perasaan. Demi Tuhan diriku tidak tahu apa-apa. Pikiranku masih bingung bagaimana cara menghadapi semua ini. Otak kecilku selalu mencoba mencari jalan dari semua kuhadapi, tapi hanya kebuntuan yang kudapat.
Dalam keperihan hatiku, tiba-tiba kurasakan ada yang berbeda pada fisikku. Perutku sering mual dan muntah. Tubuhku pun sedikit mekar. Ternyata saat kuperiksakan ke dokter, diriku sedang hamil tiga bulan. Ya Allah dalam kesedihanku, Engkau anugerahkan sesuatu paling berharga dalam hidupku.
Mengetahui aku hamil, suamiku mulai sedikit memperhatikanku, walau aku tahu itu cuma basa-basi. Memasuki usia kandungan yang semakin besar, saat USG ternyata anakku laki-laki. Mengetahui itu aku jarang keluar. Tidak bisa dimungkiri, terlihat jelas dari wajahnya kalau hatinya gembira memiliki anak laki-laki, penerus marganya, kebanggaannya karena baru kali ini mendapat anak laki-laki.
(bis/els/py)