METROPOLITAN - Aku mulai jengah dengan perilaku istri yang aneh. Sampai pada suatu hari, pagi-pagi sekali istriku meminta cerai. Aku pun syok mendengarnya. Aku menduga pasti ada pria lain di rumah tangga kami.
"Kenapa kamu bilang seperti itu? Apa ada cowok lain?” tanyaku pada istri. Namun dia malah menjawab: "Aku nggak cinta sama kamu. Daripada diteruskan malah nggak nyaman dan aku merasa berdosa.” Aku tercengang dan sedih kenapa istri seperti itu. Hampir tiap hari sejak hari itu dia terus-terisan mengajak cerai. Aku pun akhirnya menceritakan hal tersebut kepada mertua kalau anaknya ingin pisah. Mertuapun menjawab "Sabar dulu, cari dulu masalahnya apa penyebabnya."
Aku luluh dan menuruti mertua untuk sabar. Akan tetapi dengan kesabaran tidak membuat istriku berubah. Pada suatu hari pas hari libur kami nginap di rumah mertua. Waktu itu pas ada pasar malam dekat rumah mertua. Kami jalan ke pasar malam tersebut. Di situ ada kejadian aneh yang tak disangka-sangka. Awalnya istri minta difoto dengan handphonenya. Alangkah terkejutnya aku kala melihat ada SMS masuk dari cowok yang isinya "Udah bilang belum yank ama mama kamu tentang minta cerai"
Setelah membacanya aku mengajak pulang dan menceritakan hal tersebut dengan ibu mertua. Aku ebih terkejut lagi ketika istri dengan lantang bilang "iya bu,saya minta pisah ,saya ngga cinta sama dia,". Dengan istri berbicara seperti itu, aku bergegas pulang dan sesampainya di rumah berdoa pada Tuhan. Kalau memang yang terbaik harus pisah insyaallah ikhlas. Keesokan harinya aku datang lagi ke rumah mertua. Aku bilang “bu,saya sudah nggak sanggup bimbing dia, aku nggak bisa lagi jaga dia”. Mertua pun menjawab "Yaudah klo memang itu keputusannya ibu nggak bisa apa-apa. Yaudah biar cepat diurus surat-suratnya biar cepet kelar masalahnya.”
Dari hari itu, aku dan istri mulai pisah ranjang. Sampai pada waktunya sang istri menanyakan "Kapan kamu urus surat perceraiannya," Aku bilang secepatnya. Istriku pun terdiam. Pada hari pengurusan akta cerai tersebut, aku bermaksud minta bantuan dana ke istri. Tapi dia nggak pervaya kalau urus cerai perlu uang. Padahal hanya Rp2 juta. Hari berganti hari tak lama akta cerai pun jadi. Kami resmi bercerai.
Setelah kejadian itu mereka pun putus kontak sampai pada suatu hari istriku mengirim pesan dia bilang kalau aku kangen bareng, kangen shoping bareng, kangen jalan-jalan bareng. Tapi aku tidak meresponsnya karena merasa sudah terlalu sakit. Tak lama lagi dia SMS lagi untuk meminta maaf dan mengaku menyesal. Semua sudah terlambat.