Hari berganti tahun pun berubah. Perutku mulai membuncit. Kata dokter sekitar dua mingguan lagi bayiku akan lahir. Perasaan bahagia bercampur sedih menyatu berputar di dalam hatiku. Aku bahagia karena sebentar lagi aku akan menjadi seorang ibu. Namun aku tak tahu harus kemana mencari biaya persalinan nanti.
Tabungan dalam rekeningku ludes dipakai Mas Rudi. Padahal itu gaji terakhirku sebelum aku berhenti bekerja. Entah ia pakai buat apa, aku tak pernah tahu. Dia selalu bilang buat bisnis inilah bisnis itulah. Namun dari awal pernikahan tak pernah ku rasakan sepeserpun dari hasil bisnisnya itu. Bahkan menafkahipun tak pernah sama sekali. Aku yang menjadi tulang punggung keluargaku.
Janji-janji yang selalu ia lontarkan sangatlah manis. Tetapi pahit akhirnya kurasa.
Hampir setiap hari aku membuka pintu dari orang-orang yang menagih utang Mas Rudi. Aku bingung. Bagaimana nasib aku dan putraku nanti. Apalagi aku masih tinggal bersama ibu dan kedua adikku yang harus aku hidupi. Pada akhirnya entah darimana aku mendapatkan uang untuk biaya persalinanku. Alhamdulillah bayi lelakiku lahir dengan sempurna dan sehat. Selepas melahirkan lantas aku berbicara dua mata dengan Mas Rudi. Dengan tegas aku meminta cerai padanya.
Aku sudah tak sanggup lagi hidup bersama lelaki yang tak bisa memberikanku kebahagiaan. Aku menyerah. Namun Mas Rudi tak ingin bercerai denganku. Katanya dia masih mencintaiku. Tapi sayangnya aku sudah tak punya rasa cinta itu untuknya lagi. Biarkan aku hidup berdua dengan anakku saja tanpa ada beban darinya.
Semenjak itu kami tak seatap lagi meski belum bercerai secara sah. Aku sudah muak dengan kebaradaanya dirumahku. Sesekali ia mendatangiku dan memintaku untuk rujuk. Namun dengan tegas aku menolaknya. Dari sana ia terpuruk dan mulai sakit-sakitan. Hingga ajal menjeputnya, sebelum hakim mengetuk palu perceraian kami. Orang-orang menganggapku seorang janda yang ditinggal mati, padahal bagiku tidak sama sekali.
Allah mempunyai rencana lain agar statusku sebagai single parent tak dipandang sebelah mata. Kini aku menyadari betapa nasihat orang tua itu sangatlah penting. Kita selalu menganggap bahwa kita sudah menjadi dewasa dan bisa menentukan jalan hidup sendiri. Namun nyatanya, kita adalah anak dewasa yang minim pengalaman hidup. Semoga kisah ini bisa menjadi inspirasi bagi yang membaca.