Istri beserta kakak dia berusaha mencari saya sampai ke tempat kerja bahkan menanyai kepada rekan kerja. Tapi saya bilang kepada mereka untuk tidak memberitau keberadaan saya. Sikap saya ini ada yang melatarbelakangi. Semua kebusukan ini terungkap berawal dari whatsapp. Istri memang tidak pernah terlihat menggunakan HP saat saya di rumah. Jadi saya memang tidak pernah cek hp dia, karena menurut saya itu hal yang tidak perlu harus saling curiga.
Tapi saat itu berawal dari iseng saya buka HP dia. Ternyata ada chat masuk, saya baca dan isinya lebih dari sayang" tapi benar" menjijikan. Saya langsung panggil istri dan suruh menjelaskan. Dengan menangis dia berusaha mengelak. Saya bentak dan suruh menjelaskan yang sebenar-benarnya. Dia terus mengelak akhirnya dia menggaku setelah ibunya menyuruh dia untuk menjelaskan. Dia bilang kalau sudah selingkuh selama dua bulan. Saya nggak tahu itu benar apa tidak, karena dari awal dia sendiri sudah plin plan.
Saya tanya kamu pernah tidur sama dia. Dia bilang nggak pernah. Dengan isi chat yang seperti itu siapa orangnya yang percaya kalo nggak pernah ditiduri. Dengan saya paksa terus akhirnya dia mengaku katanya satu kali saat ketemu. Itu pun cuma 1 kali. Dan pertemuan terakhir adalah saat saya pergi ke Bali beberapa hari sebelum kejadian.
Logikanya orang berhubungan dalam kurun waktu dua bulanbertemu hanya satu kali kan nggak masuk akal. Apalagi untuk orang yang mentalnya sudah seperti hewan. Saat ini istri hamil, tepat baru beberapa minggu lalu dia kasih tau saya. Saya tidak tahu bayi yang di kandung dia anak saya atau anak siapa. Tekad saya sebelum keluar rumah saya bilang ke dia saya akan ceraikan dia, setelah saya tenang saya akan pulang perceraian segera saya urus. Saya merasa benar-benar seperti orang bodoh, saya merasa menikahi seorang pelacur atau mungkin lebih buruk.
Seperti yang diceritakan seseorang pada curhat.com
