Senin, 22 Desember 2025

Mereka hanya Inginkan Tubuh Saya (1)

- Rabu, 28 Februari 2018 | 10:39 WIB

-

Nama saya Yusi. Saya ingin bercerita tentang masa lalu saya sebelum akhirnya saya terjerumus dalam kehidupan malam sebagai penari striptis.

Satu hal yang tidak bisa saya terima dari bapak adalah sikapnya yang ringan tangan. Sedikit-sedikit, saya dipukulnya. Bukannya membuahkan kasih sayang, sikap bapak yang keras membuat kebencian bersarang dalam hidup saya sejak kecil. Diperparah lagi pada saat itu ibu baru saja meninggalkan kami selama-lamanya.

Jika dulu ada ibu yang akan melindungi kami dari sikap kerasnya bapak, bahkan hingga ia sendiri kena pukul, kini kami tidak ada lagi orang yang melindungi saya dan adik. Saya melihat sendiri bagaimana bapak memperlakukan ibu sebelum meninggal. Ditendang, dipukul hingga tersungkur ke tanah menjadi pemandangan sehari-hari kala itu. Namun, sikap kerasnya tidak berhenti saat ibu tiada, ia justru melimpahkan semua kekerasan itu kepada saya. Rasa dendam dan benci kepada bapak mengantarkan saya untuk pergi dari rumah.

Kota yang tidak pernah sepi dan banyak hiburan menjadikan Jakarta sebagai tujuan saya. Masih ingat saat itu saya tidak membawa pakaian sama sekali kecuali pakaian yang melekat pada tubuh saya dan berbekal uang sebesar Rp180 ribu. Awalnya saya bekerja sebagai seorang waitress di sebuah restoran Jepang, namun karena gaya hidup di Jakarta itu tinggi, saya beralih bekerja di sebuah club malam yang bisa lebih memenuhi kebutuhan saya. Ijazah tidak saya kantungi, badan adalah modal yang saya punya. Karenanya saya menjadi seorang penari malam.

Menjadi penari striptis itu tidak hanya menari, namun juga dituntut agar bisa menghibur para tamu yang datang. Satu hal yang saya suka dari pekerjaan tersebut adalah saya merasa kalau semua orang memperhatikan saya. Sejak kecil, terutama saat Ibu tidak ada, tidak ada yang memperhatikan saya sama sekali. Tentu saja hal itu membuat saya senang sekali karena mendapat perhatian dari para tamu. Saat bekerja, ada beberapa pria yang mendekati saya. Kami akhirnya dekat dan memutuskan untuk berpacaran. Namun, lambat laun saya hanya merasa kalau pria tersebut memanfaatkan apa yang saya miliki, baik itu uang atau tubuh saya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Nenek Sakit, Suami nggak Kerja, Anakku Lahir Prematur

Kamis, 23 Februari 2023 | 19:00 WIB

Suami Lebih Mementingkan Keluarganya, Aku Harus Gimana?

Selasa, 21 Februari 2023 | 19:00 WIB

Ibuku tak Pernah Akur dengan Suami dan Anak-Anak 3

Kamis, 16 Februari 2023 | 19:00 WIB
X