Senin, 22 Desember 2025

Nasib Memiliki Suami Tukang Selingkuh (4)

- Rabu, 18 April 2018 | 09:33 WIB

-
 Sekarang aku bisa tahu bagaimana rasanya disayang, aku digandeng dan dipeluk di depan umum. Kami bergandengan mesra dan merasakan sejuta keindahan bersama meskipun aku tahu diapun berstatus suami orang.

Dan akhirnya suamiku tahu bahwa aku selingkuhi. Dia marah sekali waktu itu. Akupun minta maaf dan berjanji tidak mengulangi lagi. Dan kamipun akur, tapi ternyata pemirsa hal ini tak membuat suamiku berpikir kenapa aku mencari perhatian.

Dia tetap dengan dunianya dengan wanita-wanitanya, seolah gak pernah bosan hingga pada akhirnya aku tahu suamiku dikejar salah satu teman wanitanya untuk dimintai pertanggung jawaban. Disitulah aku marah, sakit hati, kecewa dan yang pasti hatiku mulai berontak, percuma selama ini aku mempertahankan kesucian dan kesetiaanku padanya. Akhirnya aku mengesampingkan peraturan dalam pernikahan, aku tak perduli lagi dengan peraturan apalagi etika.

Yang ada di hatiku hanya dendam “kamu bisa aku juga bisa”, dan akhirnya akupun melanjutkan hubunganku yang dulu sempat berhenti dengan selingkuhanku. Tapi kini, tak lagi ada penghalang diantara kami, tak ada lagi batas. Aku membebaskan diriku berbuat dosa dan mereguk madu cinta sepuas-puasnya dari selingkuhanku.

Dan kini sudah 5 tahun aku menjalin hubungan dengannya. Tak terasa memang lamanya karena aku menyembunyikannya dengan rapi. Saat perselingkuhanku terbongkar, suamiku murka, dia sangat marah dan merasa harga dirinya aku injak-injak, sejuta makian dia limpahkan kepadaku.

Kucoba untuk menjelaskan kepadanya tapi dia tak perduli, seakan dia yang paling suci, dia yang paling benar dan dia yang paling baik.

Sementara itu, selingkuhanku pelan-pelan pergi meninggalkanku, alasannya dia menyadari tak ada gunanya mempertahankan aku sementara dia sendiri punya keluarga. Tapi suamiku tetap saja menduga kami masih berhubungan. Apa yang kulakukan selalu cacat di matanya.

Tapi yang anehnya dia tetap saja dengan dunianya. Dengan teman wanitanya. Dia mencela aku sementara dia sendiri mencoreng muka sendiri.

Akhirnya mahligai perkawinanku diambang kehancuran, entah sampai kapan kami bisa bertahan. Hari-hariku bagai di neraka kalau ada dia, aku lebih suka menghindar. Hanya buah hati kami saja yang membuatku sampai detik ini masih bertahan.

(selesai)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Nenek Sakit, Suami nggak Kerja, Anakku Lahir Prematur

Kamis, 23 Februari 2023 | 19:00 WIB

Suami Lebih Mementingkan Keluarganya, Aku Harus Gimana?

Selasa, 21 Februari 2023 | 19:00 WIB

Ibuku tak Pernah Akur dengan Suami dan Anak-Anak 3

Kamis, 16 Februari 2023 | 19:00 WIB
X