METROPOLITAN - Perkenalkan, nama ku Rina. Seorang mahasiswi yang jatuh pada adik kelasnya sendiri, Rian. Kami pun menjalin hubungan dengan komitmen, sekali untuk selamanya. Sampai ke jenjang pernikahan. Tapi, baru setahun kami menjalin hubungan, aku terpaksa meninggalkannya di kota tempat kami belajar. Sebab kuliahku telah selesai. Sedangkan Rian masih harus melewati beberapa semester. Singkat cerita, aku akhirnya memilih memutuskan lelaki itu. Dengan harapan, setelah keputusan itu, keduanya bisa fokus pada tujuan masing-masing. Sore itu, aku dan Rian janjian untuk bertemu di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta. Suasana masih hangat. Pertemuan kali itu untuk menentukan arah hubungan yang saat itu masih terjalin. Bagiku,hubungan itu adalah yang pertama kali dijalin Sebelumnya, aku tidak pernah mengikat perasaannya dengan istilah pacar. Namun, nampaknya Allah punya rencana lain. Dia seperti sengaja membiarkanku mengenal lelaki itu, sampai akhirnya Aku merasakan perpisahan. Usai makan malam, aku beranikan diri mengungkapkan perasaannya. Hubungan jarak jauh yang ia jalani, membuat batinnya tersiksa. Jujur, pkiranku sering tak menentu. Rasa curiga kerap muncul dan membuatnya jadi tidak nyaman. Akankah hubunganku dengannya terus menerus berjarak. Aku hanya bisa membatin. (*)