Namaku Tiwi, menikah pada 2007 dan sampai sekarang belum dikaruniai momongan. Suamiku tidak mempersoalkan hal itu. Kami jalani cobaan ini sampai suatu saat suamiku dijebak seorang janda.
Suamiku rajin olahraga, hobinya fitnes. Dia fitnes di gym dekat rumah kami. Di gym itu kasirnya adalah seorang janda beranak satu, sebut saja namanya Riri. Setiap hari Minggu suamiku suka nonton even body contest.
Ketika aku menonton body contest bersama suamiku di GOR Jakarta Timur itulah kali pertama kali aku ketemu Riri. Firasat jelek mencuat begitu saja. Riri adalah janda muda yang cantik. Di tempat fitnes banyak laki laki yang mengejarnya.
Setahu aku, Riri dan suamiku tidak mempunyai kedekatan yang spesial. Suamiku hanya menyukai anak Riri, namanya Dara, gadis kecil yang cantik dan pintar. Dara adalah gadis kecil yang kurang perhatian dari orang tuanya. Karena setiap malam Riri suka keluyuran sampai larut malam dan Dara hanya dititip kepada neneknya. Bahkan, ayahnya tak pernah menafkahinya.
Suamiku punya teman namanya Rusli. Rumah Rusli dekat dengan Riri. Tepatnya Riri dan orang tuanya ngontrak di rumah Rusli. Setiap kali suamiku main ke tempat Rusli, suamiku suka membawakan oleh-oleh buat Dara dan memberinya uang jajan.
Dari situlah aku menilai kebaikan suamiku dimanfaatkan Riri. Karena suamiku menyukai Dara, Riri berusaha menggoda suamiku. Dia suka mengajak jalan-jalan suamiku dengan alasan Dara ingin jalan-jalan. Tanpa sepengetahuanku, mereka pun sering jalan-jalan sore. (bersambung)